News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kemenkominfo Minta Para Santri Kedepankan Nilai Toleransi Dalam Berkomunikasi

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Forum Sosialisasi Santri Masa Kini: Beriman, Produktif, Optimis yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika di Pondok Pesantren Al-Fatah, Magetan, Jawa Timur.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guru Besar FISIP Universitas Airlangga, Henri Subiakto, mengatakan komunikasi yang efektif membutuhkan pemahaman bersama baik dari bahasa verbal maupun bahasa nonverbal.

Henri mengatakan dalam komunikasi manusia perlu menyampaikan informasi lebih lengkap agar orang lain yang menjadi lawan bicara tidak keliru memahami.

Hal tersebut juga termasuk dalam konteks bernegara.

"Indonesia milik kita bersama, bukan hanya milik pemerintah. Oleh karena itu, pemahaman bersama mengenai hal ini menjadi penting," ujar Henri.

Sepanjang tidak mengganggu atau membuat kita dirugikan, kita harus tetap toleran. Manusia itu memiliki kebebasan tetapi tidak boleh merugikan orang lain

Hal tersebut disampaikan oleh Henri dalam Forum Sosialisasi Santri Masa Kini: Beriman, Produktif, Optimis yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika di Pondok Pesantren Al-Fatah, Magetan, Jawa Timur.

Selain itu, Henri juga memberikan penjelasan tentang pemahaman terhadap toleransi yang berarti menghormati ciptaan Allah yang berbeda-beda.

Indonesia pun juga menerapkan nilai toleran yang sama, yaitu menghormati perbedaan sebagai ciptaan Tuhan.

"Sepanjang tidak mengganggu atau membuat kita dirugikan, kita harus tetap toleran. Manusia itu memiliki kebebasan tetapi tidak boleh merugikan orang lain,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Madrasah Aliyah Al-Fatah, Mulwi Barli Musaddad, menjelaskan bahwa dalam Islam, komunikasi sangat penting.

Terbukti dari wahyu kedua yang disampaikan Allah kepada Nabi adalah tentang komunikasi.

“Wahyu pertama adalah Iqra. Tentang pengisian diri sebelum berkomunikasi. Baca dulu. Sementara wahyu kedua adalah tentang memberi peringatan. Bagaimana cara memberi peringatan tanpa adanya komunikasi yang baik? Jadi, tidak ada orang Islam yang nggak belajar komunikasi yang baik,” kata Mulwi.

Menurut Mulwi, komunikasi yang baik sangat vital dan penting bagi santri untuk tujuan dakwah.

"Sebaik apapun isi dakwah, kalau tidak disampaikan dengan komunikasi yang baik dan dikemas dengan packaging yang bagus, orang tidak akan dengar dan tidak akan suka. Sebaliknya, ajaran sesat yang intoleran, ketika dibungkus dengan keren, orang malah suka. Ini menjadi tugas kita sebagai pelajar agama harus belajar komunikasi yang baik,” tegas Mulwi.

Di sisi lain, Syukur A. Mirhan, Pusdatin Pondok Pesantren Al-Fatah menjelaskan dalam pemanfaatan teknologi, santri harus tetap menyadari tujuan awal ingin menjadi ulama.

Baca juga: Tumbuhkan Toleransi, Relawan GMC Bantu Pembangunan Tempat Ibadah di Bogor

"Tujuan sebagai ulama harus sejalan meskipun menggunakan media online saat ini. Teknologi tetap harus dimanfaatkan," kata Syukur.

Kegiatan Forum Sosialisasi Santri Masa Kini: Beriman, Produktif, Optimis, merupakan bagian dari rangkaian forum yang digelar Kominfo untuk mendorong semangat kebangsaan, pemberdayaan dan literasi digital di kalangan generasi muda.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini