Kepala Kantor SAR Cilacap selaku SAR Mission Coordinator (SMC), Adah Sudarsa mengatakan, rencananya menurunkan alat berat excavator untuk menggali dan mengurangi debit air dalam sumur tambang ditunda.
Hal itu dilakukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan teknis di lapangan.
"Kemarin ada perubahan yang semula kita sudah mendatangkan excavator, namun dari pertimbangan-perimbangan teknis yang kita dapat dari unsur terkait.
Makanya hari ini kita akan merencanakan melakukan pembendungan sungai yang ada di aliran atas," ujar Adah kepada Tribunbanyumas.com.
Adah menjelaskan keputusan perubahan rancana tersebut diambil melalui berbagai pertimbangan dan evaluasi yang dirundingkan bersama stakeholder baik TNI Polri.
Maka dari itu upaya menunda menurunkan alat berat menjadi salah satu pertimbangan tersebut.
Adapun upaya selanjutnya adalah dengan melakukan pembendungan aliran sungai dan mengalihkannya ke tempat lain.
"Kami berharap dengan kondisi tersebut, sumber-sumber air yang masuk ke sumur sumur galian agak berkurang," katanya.
Baca juga: Insiden 8 Penambang di Banyumas Terjebak di Lubang Galian, Polisi Tetapkan 4 Tersangka
Hari kelima ini, progres penyedotan air di sumur-sumut galian sudah berkurang signifikan.
Namun Adah mengungkapkan pihaknya masih membutuhkan pompa-pompa air berkapasitas besar mengurangi debit air.
"Kami masih membutuhkan pompa-pompa air kapasitas besar sehingga kami berharap semakin banyak pompa air kapasitas besar untuk bisa mengurangi debit air lebih cepat," terangnya.
Sementara itu Kepala Laboratorium dan Peralatan DPU Banyumas, Ikbal Chanani mengatakan batalnya penggunaan alat berat karena kondisi tanah labil.
"Tanah labih, Kalau dipaksakan bisa terjadi evakuasi dalam evakuasi," terangnya.
Saat disinggung terkait keselamatan Tim SAR Gabungan dalam upaya pencarian delapan penambang emas ini.
Baca juga: 8 Penambang di Banyumas Belum Ditemukan, Basarnas Tak Bisa Menyimpulkan Kondisi Para Penambang