News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Populer Regional: Puluhan Prajurit TNI Geruduk Mapolrestabes Medan - Kasus Mutilasi di Jombang

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Berikut berita populer dimulai puluhan prajurit TNI geruduk Mapolrestabes Medan hingga kasus mutilasi di Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Bahkan, ada salah satu orang yang diduga anggota TNI dengan berpakaian preman tampak mengancam akan menghancurkan Polrestabes Medan.

Orang tersebut juga mengancam tidak akan meninggalkan lokasi jika keinginannya tidak dituruti lantaran telah diperintah oleh komandannya.

"Kami perintah komandan, kalau belum selesai, gak pilang, perlu diratakan saja ini," ujar pria tersebut.

Lalu apa duduk perkara terkait puluhan prajurit TNI tersebut mendatangi Sat Reskrim Polrestabes Medan?

Ternyata, maksud kedatangan puluhan anggota TNI itu untuk upaya pembebasan tersangka dugaan pemalsuan tanda tangan lahan PTPN II di Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deli Serdang, Sumut.

Tersangka berinisial ARH itu pun keluar dari Polrestabes Medan sekira pukul 19.00 WIB.

Baca selengkapnya.

2. Keluarga Korban Mutilasi Sleman Tak Terima Pernyataan Polisi soal Aktivitas Tak Wajar: Kami Marah

(Kiri) Polisi berhasil menangkap dua terduga pelaku terkait penemuan potongan tubuh manusia di area Jambatan Kelor, Turi, Kabupaten Sleman dan (Kanan) Polisi menunjukkan sederet barang bukti kasus mutilasi di Turi Sleman yang diamankan jajaran Polda DIY. Berikut teka-teki kasus mutliasi di Sleman yang belum terungkap. (Kolase Tribunnews.com: Tribunjogja/ Christi Mahatma Wardhani dan KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA)

Keluarga korban mutilasi Redho Tri Agustian (20), mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), akhirnya buka suara.

Pihak keluarga dengan tegas tidak terima dengan pernyataan polisi terkait kasus kematian Redho.

Paman korban, Majid menyoroti diksi aktivitas tak wajar yang disebut dilakukan korban dan pelaku sebelum aksi pembunuhan berujung mutilasi.

Majid mengaku, keluarga dibuat marah dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh pihak kepolisian.

Ditambah lagi membuat isu yang berkembang di media sosial soal motif tewasnya korban menjadi liar.

"Kita mau marah ya marah ke siapa, jelas kami dari keluarga tidak terima. Kalau seperti ini," bebernya, dikutip dari Bangkapos.com.

Majid melanjutkan, keluarga juga dibuat syok dengan pernyataan polisi.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini