"Saya minta alamat berhubung hati saya gundah terus si bayi ini bukan anak saya walaupun sama saya dirangkul tapi hati saya engga nerima,"
"Saya minta alamat gelang itu ke rumah sakit, ketemu, langsung saya susul ke rumah pasien B," katanya.
Namun, pasien B tersebut bersikukuh bahwa anaknya tidak tertukar.
Siti pun akhirnya melakukan tes DNA di Cempaka Putih, Jakarta.
Rasa penasaran Siti pun terjawab, hasil tes DNA menunjukkan bahwa anak yang dirawatnya selama ini bukan anak biologisnya.
Pihak Siti, pasien B dan rumah sakit pun melakukan mediasi.
Sayangnya, mediasi tersebut tak membuahkan hasil karena pasien B masih enggan melakukan tes DNA.
"Mungkin kalau engga ada suster kesini saya engga janggal dan gelisah, berhubung suster ke rumah saya makin mengganjal dan gelisah. Kalau suster engga datang ke rumah saya juga engga akan tau," pungkasnya.
(Tribunnews.com, Renald)(TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani/Damanhuri)