"Laporan kami ditolak polisi, padahal semua data-data, bukti-bukti sudah tercantum, alasannya karena bukti tidak cukup," katanya, dikutip dari TribunJabar.id.
Rizkia melanjutkan, warga yang marah kemudian selama satu jam memblokade jalan.
Alasan warga melakukan aksinya agar mendapatkan perhatian dari polisi terkait laporannya.
Satu jam kemudian, polisi tiba di lokasi untuk melakukan negosiasi dengan warga.
"Kami hanya ingin laporan kita diproses, sesederhana itu, tapi ditolak padahal bukti sudah jelas.
Aksi akan terus dilakukan sampai laporan kita diterima, dijadikan BAP, tidak hanya BAW," terang Rizkia.
Baca juga: Penyebab Kericuhan di Dago Bandung, Warga Blokade Jalan dan Dibubarkan Polisi dengan Gas Air Mata
3. Diwarnai lemparan gas air mata
Aksi kericuhan warga dengan polisi sempat diwarnai lemparan gas air mata.
Hal ini membuat warga marah hingga lakukan pelemparan batu hingga kembang api ke arah petugas.
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Budi Sartono buka suara perihal gas air mata tersebut.
Ia menegaskan, gas air mata bukan ditembakan dari senjata melainkan dilempar.
Budi tidak mengetahui siapa yang melempar gas air mata ke warga.
"Kami tidak tahu dari belakang ada yang melempar sesuatu dan kami yakinkan bukan dari kami, dari lemparan itu yang menyebabkan chaos," katanya, dikutip dari Kompas.com.
4. Polisi tak tolak laporan
Budi melanjutkan penjelasannya, kericuhan berhasil diurai sekira pukul 00.00 WIB.
Warga yang memblokade jalan mulai membubarkan diri.