"Kita tidak boleh membenci orang yang pro atau kontra. Semua pikiran yang dibangun dalam Republik ini, khusus untuk NTT pasti baik. Tidak ada yang buruk pada kita. Prespektif itu karena tidak dapat informasi yang cukup," ungkapnya.
Viktor Laiskodat mengatakan, kebijakan tersebut guna menyiapkan para siswa di dunia kerja maupun perguruan tinggi.
Dengan kebijakan tersebut, angka pengangguran dianggap bisa ditekan.
"Kita sudah siap. Secara mental mereka sudah siap, secara knowledge mereka siap, skil mereka siap," tambah dia.
Sebut Orang Miskin Banyak Makan Nasi
Pernyataan Viktor Laiskodat juga sempat jadi sorotan, yang mengatakan bahwa orang miskin banyak makan nasi.
Hal tersebut ia sampaikan saat peringatan HUT ke-2 Badan Pangan Nasional, Sabtu (12/8/2023) lalu.
Ia meminta Kepala Badan Pangan berkampanye ke masyarakat bahwa manusia yang kaya seharusnya mengonsumsi karbohidrat lebih sedikit.
Baca juga: Profil Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah, Gubernur dan Wagub Sumut, Jabatan Berakhir 5 September 2023
Menurut Viktor Laiskodat, ciri khas manusia kaya itu dapat dilihat di tempat makan.
"Kalau nasinya ambil banyak, itu orang miskin.Tapi kalau ambil yang banyak protein itu orang kaya," katanya.
Mengutip TribunJambi.com, masyarakat harus didorong untuk mengonsumsi banyak protein dan mengurangi karbohidrat.
"Yang masih ribut soal beras berarti kita masih miskin. Ciri khas orang miskin itu makan nasi dalam jumlah banyak. Lauknya hanya dua saja. Sambil dia cium, terus makan nasi, dilakukan berulang kali. Nanti setelah terakhir baru makan ikan dan nasi yang terakhir,"ujar Viktor yang disambut tawa peserta yang hadir.
"Ke depan kita mau maju, bila perlu karbohidrat tidak ada, karena karbohidrat itu bikin ngantuk, gula darah dan semuanya bermasalah," imbuh Viktor Laiskodat.
(Tribunnews.com, Renald)(Pos-Kupang.com, Irfan Hoi)(TribunJambi.com, Suci Rahayi PK)(Kompas.com, Fitria Chusna Farisa)