Hal itu ditunjukkan dari hasil pemeriksaan polisi yang menemukan luka lebam dan sayatan di sekujur tubuh korban.
Ternyata tersangka melakukan penganiayaan tersebut sudah berulang kali.
"Ya setahu saya terakhir pada malam 17 Agustusan (16 Agustus), tersangka menganiaya korban. Namun korban tidak mau laporan," beber Novri.
Ia sebenarnya sudah mendorong korban untuk membuat laporan ke polisi jika benar-benar mengalami kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Namun, korban enggan melapor karena takut terhadap ancaman korban.
"Mereka sering ribut, sudah saya minta laporan KDRT ke polisi korban tidak mau lapor. Misal tidak ada laporan dari korban, saya tidak berani (melapor ke polisi)," tuturnya.
Pada dini hari tragedi pembunuhan tersebut, tersangka sempat memberitahukan kepada orangtuanya bahwa istrinya pingsan.
Kejadian tersebut memang berada di rumah orang tua tersangka.
Selepas diperiksa ternyata korban telah meninggal dunia.
Pihak keluarga lantas melapor ke Ambulance Hebat selepas itu diteruskan ke polisi.
"Kejadian itu sempat saya cek di CCTV tampak tersangka keluar rumah jam 03.18 dengan jalan kaki," paparnya.
Anak Korban Trauma
Sebelumnya, nasib malang dialami Arisa Ariani (22) warga Sendangguwo, Tembalang, Kota Semarang yang dihajar suaminya hingga tewas.
Nasib dua anak korban kini alami trauma setelah kehilangan sosok seorang ibu.
Bahkan, anak korban paling kecil hingga kini masih mencari ibunya.