TRIBUNNEWS.COM - Hasil autopsi jasad siswa Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Lampung bernama Advent Pratama Telaumbanua telah diumumkan.
Pihak Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Adam Malik, Medan menyatakan Advent Pratama Telaumbanua meninggal karena penyakit jantung.
Namun, keluarga Advent Pratama tidak puas dengan hasil autopsi tersebut dan akan melaporkan kasus kematian ini ke Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo hingga Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Paman Advent Pratama, Rahmat merasa ada yang janggal dalam kematian keponakannya.
"Kami kurang puas dengan hasil dari autopsi dan juga gelar perkara yang dilakukan oleh Polda Lampung," paparnya, Senin (28/8/2023), dikutip dari TribunLampung.com.
Baca juga: Kapolres Dairi Diperiksa Propam Polda Sumut, Diduga Aniaya 2 Anggotanya karena Tidak Piket
Diketahui, Advent Pratama meninggal usai menjalani pembinaan fisik di SPN Polda Lampung pada Selasa (15/8/2023).
Menurutnya Advent Pratama meninggal bukan karena sakit jantung.
Luka lebam yang ditemukan di jenazah disebabkan korban sering melakukan shit up di tempat yang tidak rata dan bukan karena dampak dari sakit jantung.
"Kalau itu alasannya, seharusnya pas tes tidak diterima anak kami ini."
"Kami sangat kecewa dengan hasil ini. Kami mengikuti gelar perkara dari jam satu sampai sore," tuturnya.
Sementara itu, kuasa hukum korban, Salatieli Daeli mengungkap sejumlah kejanggalan mulai dari luka di dahi korban hingga sejumlah luka yang tidak dapat dijawab pihak RSUP Adam Malik.
Baca juga: Profil AKBP Reinhard, Kapolres Dairi yang Diduga Aniaya Anak Buahnya, Baru 2 Bulan Menjabat
"Hasil forensik RSUP Adam Malik katanya tidak ada tanda kekerasan. Kami akan ada upaya hukum lainnya," tandasnya.
Lantaran hasil autopsi dianggap janggal, Salatieli Daeli akan meminta Kompolnas turun tangan mengungkap penyebab kematian Advent Pratama.
"Dan penganiayaan terhadap fisik belum terbukti. Kami pertanyakan itu dari sisi luka tersebut."
"Kami belum puas dan akan mengadukan ke Pak Kapolri dan Presiden," pungkasnya.
Hasil Autopsi
Dokter spesialis RSUP Adam Malik, dr M Nasib Situmorang mengatakan hasil autopsi menunjukkan Advent Pratama meninggal karena penyakit jantungnya.
"Kami melakukan pemeriksaan dalam atau autopsi terhadap jenazah dan kami temukan jantungnya membesar," ungkapnya, Senin (28/8/2023).
Baca juga: Detik-detik Mahasiswa Unhas Makassar Meninggal saat Ospek, Keluarga Tolak Proses Autopsi Jenazah
Ia menjelaskan proses autopsi dilakukan pada Rabu (16/8/2023) dan pihak rumah sakit meminta surat visum dari Polda Lampung.
"Lalu atas permintaan keluarga, akhirnya autopsi dilakukan pada malam itu juga," bebernya.
dr M Nasib Situmorang menambahkan terdapat sejumlah luka baru di jasad Advent Pratama mulai dari luka di tangan, punggung tangan, dagu, bibir, dan kening.
"Kami juga menemukan luka di punggung tangan sebelah kanan kiri, luka di pinggang bagian belakang adalah luka lama."
"Karena curiga, kami lakukan pemeriksaan patologi anatomi. Makanya permintaan hasil visum tidak dapat dikeluarkan. Kami menunggu hasil patologi anatomi," pungkasnya.
Detik-detik Advent Pratama Meninggal
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Umi Fadillah Astutik menjelaskan Advent Pratama sempat menjalani serangkaian kegiatan pendidikan sebelum meninggal.
"Jadi pada saat kejadian seluruh siswa selesai melaksanakan pembinaan fisik pada siang hari ini," jelasnya.
Advent Pratama mulai tak sadarkan diri sebelum jam makan siang.
Baca juga: Fakta Kapolres Dairi Diduga Aniaya Anak Buah, 2 Versi Kronologi hingga Bantahan AKBP Reinhard
Polisi baru tersebut terjatuh dan mengalami luka di dahi, bibir, dan dagu.
"APT lari selama tiga putaran atau 850 meter."
"Rekan korban menolong dan dibawa ke klinik dengan dibantu pengasuh. Korban sempat sadar dan mengaku pusing," tuturnya.
Kondisi kesehatan Advent Pratama dinyatakan menurun oleh tim medis dan harus dirujuk ke RS Bhayangkara.
"Setelah dipanggilkan petugas klinik SPN Kemiling untuk diperiksa bahwa tingkat kesadarannya APT ini semakin menurun," tandasnya.
Sekitar pukul 14.05 WIB Advent Pratama dibawa ke IGD RS Bhayangkara, namun nyawanya tak tertolong.
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunLampung.com/Bayu Saputra)