News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Fakta Siswa SPN Polda Lampung Tewas, Keluarga Tak Puas dengan Hasil Autopsi, Kompolnas Turun Tangan

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase foto Advent Pratama Telaumbanua (APT) siswa SPN Kemiling yang tewas diduga dianaiaya dan Rahmat Telaumbanua, paman korban bersama dengan Salatieli Daeli, selaku kuasa hukum melaporkan dugaan penganiayaan ke Polda Lampung.

TRIBUNNEWS.COM - Kasus kematian siswa Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Lampung bernama Advent Pratama Telaumbanua masih dalam proses penyelidikan.

Advent Pratama meninggal usai menjalani pembinaan fisik di SPN Polda Lampung pada Selasa (15/8/2023) lalu.

Hasil autopsi yang dilakukan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Adam Malik, Medan menyatakan Advent Pratama meninggal karena penyakit jantung.

Pihak keluarga tidak puas dengan hasil autopsi tersebut dan meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo turun tangan mengungkap penyebab kematian Advent Pratama.

Meski hasil autopsi sudah keluar, Polda Lampung masih melakukan sejumlah penyelidikan termasuk mendalami rekaman CCTV.

Baca juga: Tragis 3 Minggu Pendidikan Bintara di SPN Kemiling, Advent Pratama Meninggal, 30 Saksi Diperiksa

Sementara itu, Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Irjen (Purn) Benny Mamoto menyatakan akan mendalami kasus kematian Advent Pratama.

"Ada beberapa hal ada yang ingin didalami dan akan kami tindaklanjuti," tuturnya, Senin (28/8/2023), dikutip dari TribunLampung.com.

Benny Mamoto menambahkan, pihak keluarga korban telah meminta Kompolnas untuk menindaklanjuti kasus ini.

"Kematian itu tidak ada kaitannya dengan luka yang ada, Advent meninggal karena sakit jantung."

"Pihak keluarga juga telah mengadu ke Kompolnas kami persilakan dan kami terbuka. Kami akan menerima untuk kami tindaklanjuti," sambungnya.

Polda Lampung telah melakukan gelar perkara dengan mengundang keluarga korban, IDI Lampung, dokter forensik RS Bhayangkara dan dokter forensik yang melakukan autopsi.

Baca juga: Detik-detik Siswa SPN Polda Kaltara Meninggal, Pingsan dan Dilarikan ke RS usai Olahraga Malam

Kuasa hukum keluarga korban juga diundang agar kasus ini dapat terungkap secara transparan dan akuntabel.

"Jadi gelar perkara dilakukan secara transparan supaya ada komunikasi langsung dengan penyidik dan para ahli serta keluarga," terangnya.

Keluarga Tak Puas dengan Hasil Autopsi

Hasil autopsi jasad siswa Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Lampung, Advent Pratama Telaumbanua, telah diumumkan.

Advent Pratama Telaumbanua dinyatakan meninggal karena penyakit jantung.

Namun, keluarga Advent Pratama tidak puas dengan hasil autopsi tersebut dan akan melaporkan kasus kematian ini ke Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo hingga Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sosok Advent Pratama siswa SPN (Sekolah Polisi Negara) Kemiling Polda Lampung meninggal dunia diduga setelah terjatuh kelelahan usai latihan fisik (FACEBOOK/Mutiara J Waruwu)

Paman Advent Pratama, Rahmat merasa ada yang janggal dalam kematian keponakannya.

"Kami kurang puas dengan hasil dari autopsi dan juga gelar perkara yang dilakukan oleh Polda Lampung," paparnya, Senin (28/8/2023).

Baca juga: Kapolres Dairi Diperiksa Propam Polda Sumut, Diduga Aniaya 2 Anggotanya karena Tidak Piket

Menurutnya, Advent Pratama meninggal bukan karena sakit jantung.

Luka lebam yang ditemukan di jenazah disebabkan korban sering melakukan shit up di tempat yang tidak rata dan bukan karena dampak dari sakit jantung.

"Kalau itu alasannya, seharusnya pas tes tidak diterima anak kami ini." 

"Kami sangat kecewa dengan hasil ini. Kami mengikuti gelar perkara dari jam satu sampai sore," tuturnya.

Sementara itu, kuasa hukum korban, Salatieli Daeli mengungkap sejumlah kejanggalan mulai dari luka di dahi korban hingga sejumlah luka yang tidak dapat dijawab pihak RSUP Adam Malik.

Baca juga: Profil AKBP Reinhard, Kapolres Dairi yang Diduga Aniaya Anak Buahnya, Baru 2 Bulan Menjabat

"Hasil forensik RSUP Adam Malik katanya tidak ada tanda kekerasan. Kami akan ada upaya hukum lainnya," tandasnya.

Lantaran hasil autopsi dianggap janggal, Salatieli Daeli akan meminta Kompolnas turun tangan mengungkap penyebab kematian Advent Pratama.

"Dan penganiayaan terhadap fisik belum terbukti. Kami pertanyakan itu dari sisi luka tersebut."

"Kami belum puas dan akan mengadukan ke Pak Kapolri dan Presiden," pungkasnya.

Hasil Autopsi

Dokter spesialis RSUP Adam Malik, dr M Nasib Situmorang mengatakan hasil autopsi menunjukkan Advent Pratama meninggal karena penyakit jantungnya.

"Kami melakukan pemeriksaan dalam atau autopsi terhadap jenazah dan kami temukan jantungnya membesar," ungkapnya, Senin (28/8/2023).

Baca juga: Detik-detik Mahasiswa Unhas Makassar Meninggal saat Ospek, Keluarga Tolak Proses Autopsi Jenazah

Ia menjelaskan proses autopsi dilakukan pada Rabu (16/8/2023) dan pihak rumah sakit meminta surat visum dari Polda Lampung.

"Lalu atas permintaan keluarga, akhirnya autopsi dilakukan pada malam itu juga," bebernya.

dr M Nasib Situmorang menambahkan, terdapat sejumlah luka baru di jasad Advent Pratama mulai dari luka di tangan, punggung tangan, dagu, bibir, dan kening.

"Kami juga menemukan luka di punggung tangan sebelah kanan kiri, luka di pinggang bagian belakang adalah luka lama."

"Karena curiga, kami lakukan pemeriksaan patologi anatomi. Makanya permintaan hasil visum tidak dapat dikeluarkan. Kami menunggu hasil patologi anatomi," pungkasnya.

Detik-detik Advent Pratama Meninggal

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Umi Fadillah Astutik menjelaskan, Advent Pratama sempat menjalani serangkaian kegiatan pendidikan sebelum meninggal.

"Jadi pada saat kejadian seluruh siswa selesai melaksanakan pembinaan fisik pada siang hari ini," jelasnya.

Advent Pratama mulai tak sadarkan diri sebelum jam makan siang.

Baca juga: Fakta Kapolres Dairi Diduga Aniaya Anak Buah, 2 Versi Kronologi hingga Bantahan AKBP Reinhard

Polisi baru tersebut terjatuh dan mengalami luka di dahi, bibir, dan dagu.

"APT lari selama tiga putaran atau 850 meter."

"Rekan korban menolong dan dibawa ke klinik dengan dibantu pengasuh. Korban sempat sadar dan mengaku pusing," tuturnya.

Kondisi kesehatan Advent Pratama dinyatakan menurun oleh tim medis dan harus dirujuk ke RS Bhayangkara.

"Setelah dipanggilkan petugas klinik SPN Kemiling untuk diperiksa bahwa tingkat kesadarannya APT ini semakin menurun," tandasnya.

Sekitar pukul 14.05 WIB, Advent Pratama dibawa ke IGD RS Bhayangkara, namun nyawanya tak tertolong.

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunLampung.com/Bayu Saputra)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini