Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasiolan Eko P
TRIBUNNEWS.COM, BALI – Upaya penanaman sebanyak 2.000 pohon bakau yang ditanam tahun lalu di di hutan bakau terbesar di Bali, Taman Hutan Raya Ngurah Rai, kini mulai menunjukkan hasil.
Pesisir Bali itu dilaporkan kini mulai menunjukkan jadi ekosistem yang hijau meimpah dan berkelanjutan melalui upaya penanaman bakau.
Hasil ini diketahui saat pemantauan kembali ribuan pohon bakau yang ditanam tersebut oleh perusahaan yang berfokus pada gaya hidup dan kesehatan, QNet dan Kodim 1611 Badung, beberapa hari lalu.
“Kegiatan hari ini merupakan tindak lanjut dari upaya penanaman mangrove tahun lalu. Kami memahami bahwa penanaman bibit mangrove hanyalah bagian awal dari proses panjang untuk menghidupkan kembali pantai Bali – mangrove ini harus dirawat secara berkelanjutan. Anda bisa' tidak sekedar menanam mangrove dan membiarkannya tumbuh dengan sendirinya, setelah penanaman kita terus memantau perkembangan mangrove, merawatnya, mengganti mangrove yang rusak atau menambah penyangga atau struktur pohon agar tidak terkena hujan lebat, kata Ganang Rindarko, General Manager QNET Indonesia.
Ganang Rindarko menambahkan, kemitraan antara pihaknya dan Kodim 1611 Badung merupakan bagian dari inisiatif Green Legacy QNET dan sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB 14, yang mendorong pengelolaan laut dan pantai berkelanjutan.
Baca juga: Upaya Hijaukan Jakarta, KLHK Bersama Pemprov DKI Tanam 3 Ribu Pohon Bakau di Jakarta Utara
Hadir di tempat yang sama, Komandan Kodim (Dandim) Badung 1611 Letkol Arh Teguh Waluyo, SIP mengatakan, penanaman mangrove harus dibarengi dengan perawatan mangrove yang baik.
Tahun lalu, para pihak di atas menanam mangrove, dan kini mereka melakukan perawatan, memperbaiki kondisi mangrove, dan melakukan penanaman kembali mangrove pada lahan yang lebih cocok untuk ditanami.
“Sinergi antara QNET dan Kodim 1611 Badung dalam merehabilitasi hutan bakau di Bali sangat penting dalam mendukung inisiatif pemerintah Indonesia untuk menjadikan Bali sebagai lokasi yang lebih lestari. Hutan bakau mencegah abrasi dan dapat menghadirkan Bali sebagai lokasi wisata yang menarik bagi wisatawan internasional, yang dapat membantu menggairahkan perekonomian daerah,” ujar Letkol Arh Teguh Waluyo, SIP.
Pada akhir tahun 2022, Presidensi G20 Indonesia mengumumkan agenda “Recover Together, Recover Stronger” untuk mendorong pembangunan berkelanjutan dan inklusif di seluruh negara anggota G20. Salah satu isu paling signifikan yang diangkat dalam pertemuan G20 adalah perlindungan sumber daya alam, seperti hutan bakau yang beragam di Indonesia.
Menurut laporan Bank Dunia, Indonesia memiliki wilayah dan keanekaragaman ekosistem mangrove terluas secara global; hutan bakau melindungi pesisir negara dari bencana, menyerap karbon dioksida, dan mencegah erosi pantai dan pesisir.