"Jadi ditunggu. Begitu nampak sepeda motornya dipalang motornya lalu berhenti korban langsung dihantam. Gak sampai 30 sentimeter," kata Kapolres Langkat AKBP Faisal Rahmat Husein Simatupang.
Motif pembunuhan ini diduga karena persaingan bisnis antara Teso Ginting dan Paino.
Selama ini petani sawit menjual hasil panennya ke Tosa Ginting namun sebagian beralih ke Paino, sehingga ia merasa bisnisnya terganggu dan akhirnya merencanakan pembunuhan.
Motif Sakit Hati
Motif pembunuhan ini Tosa Ginting sakit hati karena merasa bisnis agen sawit di wilayahnya tersaingi.
Tosa lalu meminta rekannya, Dedi Bangun menjadi eksekutor penembakan.
Atas jasanya itu, Dedi Bangun mendapat upah sebesar Rp 10 juta.
Akibat penembakan itu, mantan anggota DPRD Langkat, Paino meregang nyawa pada 26 Januari 2023 lalu.
Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak mengatakan pembunuhan ini direncanakan oleh Luhur Sentosa Ginting alias Tosa karena merasa bisnis sebagai agen sawit di wilayah tersebut disaingi korban.
"Usaha keluarga pengumpulan kelapa sawit yang diambil dari para petani itu kemudian merasa semakin tidak baik kondisi usahanya karena persaingan dan korban ini sebagai pesaingnya akhirnya melakukan kegiatan yang mengakibatkan pembunuhan dengan cara menembak korban," kata Irjen Panca, Senin (13/2/2023).
Irjan Panca mengatakan Paino ditembak mati menggunakan senjata api rakitan berwarna hitam yang sudah memudar warnanya.
Berdasarkan uji laboratorium forensik antara selongsong peluru dan senjata memiliki kecocokan.
Sumber: Tribun Medan