Joko mengatakan, beberapa bulan lalu ia tak mempermasalahkan adanya pemasangan bendera PDIP di wilayah RW di kampungnya.
Ia menambahkan, mungkin karena warnanya yang telah usang, bendera-bendera tersebut dicopot dan digantikan dengan bendera yang baru.
Baca juga: Gerindra Copot Jabatan Ketua DPC Semarang yang Diduga Pukul Kader PDIP, Kasus Diserahkan ke Polisi
Namun, yang membuatnya kesal yakni pemasangan bendera PDIP hanya di RT tempat rumahnya berada.
Berbeda dengan beberapa bulan yang lalu, bendera dipasang di seluruh tempat di lingkungan RW.
Menurut Joko, hal tersebut tidak mencerminkan etika berpolitik.
"Saya tidak marah ketika awal seseorang caleg PDI Perjuangan pasang bendera, lima bulan lalu hanya di RW IV cambuk buat saya karena belum bisa menguasai wilayah karena ada caleg lain yang bisa masuk,"
"Ketika bendera sudah lusuh mungkin PDI membersihkan, tadi malam ada pemasangan khusus di RT saya. saya ketemu dengan Suparjiyanto dia jawab saya hanya disuruh om," imbuhnya seperti yang diwartakan TribunJateng.com.
Joko pun mengaku telah mencoba mengklarifikasi masalah ini ke elite PDI Perjuangan di tingkat Kota Semarang.
Ia juga kembali menegaskan bahwa ia hanya menegur, namun tak memukul.
"Saya bener menegur dan marah tapi sama sekali tidak melakukan pemukulan," katanya.
Baca juga: Nasib Ketua DPC Gerindra Kota Semarang Diduga Pukul Kader PDIP: Dipolisikan, Dicopot dari Jabatan
Kata Ketua DPC PDIP
Ketua DPC PDIP Kota Semarang, Hendrar Prihadi pun mengonfirmasi bahwa benar kadernya mendapatkan perlakuan tak menyenangkan.
Namun, Hendi diminta untuk menenangkan emosi para kader.
Ia juga mengatakan, masalah tersebut sudah dilaporkan ke Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah, Bambang Wuryantoro dan Sekjek PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.
Mengutip Kompas.com, keduanya meminta agar emosi para kader PDIP segera diredam.