News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kader Partai Bertikai

Permintaan Maaf Joko Santoso Buntut Dugaan Pemukulan Kader PDIP, Akui Patuh pada Keputusan Gerindra

Penulis: Nuryanti
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Joko Santoso (kiri) dan rekaman CCTV diduga Joko Santoso menunjukkan gestur marah kepada seorang warga (kanan). Joko Santoso menyampaikan permohonan maaf kepada warga, kader, dan pendukung atas kegaduhan yang terjadi.

TRIBUNNEWS.COM - Politisi Joko Santoso menyampaikan permintaan maaf terkait dugaan pemukulan terhadap kader PDIP, Suparjiyanto (58).

Joko Santoso diduga memukul Suparjiyanto yang merupakan tetangganya di Jalan Cumi-Cumi IV, Kelurahan Bandarharjo, Kota Semarang, Jumat (8/9/2023) malam.

Joko Santoso dicopot dari jabatannya sebagai Ketua DPC Gerindra Kota Semarang buntut dugaan pemukulan tersebut.

Penganiyaan itu diduga dilakukan karena kader PDIP memasang bendera partai berlambang banteng di wilayah Bandarharjo Semarang.

"Jadi beliau (Joko Santoso) tadi dalam pengakuannya mendatangi rumah kader PDIP."

"Masuk, kemudian juga membentak-bentak, diakui sendiri."

"Nah itu sudah cukup bagi kami untuk menjatuhkan putusan bahwa yang bersangkutan bersalah dan diberikan sanksi cukup berat, diberhentikan sebagai Ketua DPC Gerindra Kota Semarang," ujar Ketua Majelis Kehormatan sekaligus Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Habiburokhman, di Kantor DPP Gerindra, Jakarta Selatan, Minggu (10/9/2023).

Baca juga: Sosok Joko Santoso, Dipecat dari Ketua DPC Gerindra Kota Semarang Buntut Dugaan Pemukulan Kader PDIP

Setelah resmi dicopot dari jabatannya, Joko Santoso menyampaikan permohonan maaf kepada warga, kader, dan pendukung atas kegaduhan yang terjadi.

“Apa yang saya lakukan ini semata sebagai bentuk loyalitas, tanggung jawab, dan perjuangan sebagai kader Partai Gerindra,” ungkap Joko Santoso, Minggu, dilansir TribunJateng.com.

Ia pun berharap kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.

Lalu, sebagai warga negara yang taat hukum, Joko Santoso akan mengikuti prosesnya.

“Saya sebagai kader partai akan taat dan patuh terhadap putusan yang diambil DPP melalui Mahkamah Kehormatan Partai."

"Demikian yang saya sampaikan, sekali lagi mohon maaf kepada Pak Prabowo, pimpinan partai, dan semua struktur dan stakeholder partai atas tidak kenyamanan yang saya lakukan,” papar Joko Santoso.

Baca juga: Ketua DPC Gerindra Kota Semarang Diduga Pukul Relawan PDIP, Joko Santoso: Tak Mungkin Lakukan Itu

Joko Santoso Disebut Tak Aniaya Kader PDIP

Sementara itu, Ketua Tim Advokasi DPC Partai Gerindra Kota Semarang, Wahyu Puji Widodo, menepis kabar pemukulan yang dilakukan Joko Santoso.

"Tidak ada pemukulan yang dilakukan oleh Bapak Joko Santoso kepada Suparjiyanto," ujar Wahyu dalam keterangan resminya, Senin (11/9/2023), dikutip dari Kompas.com.

Menurutnya, pada Jumat (8/9/2023) pukul 21.30 WIB, Joko Santoso memang mendatangi rumah Suparjiyanto untuk menanyakan terkait pemasangan bendera PDIP di Gang Garuda.

"Tidak ada intmidasi yang dilakukan oleh Joko Santoso kepada saudara Suparjianto," lanjutnya.

Lalu, kata dia, saat kejadian juga dilihat oleh beberapa warga dan terpantau CCTV milik RT 003 RW 004 Gang Garuda, Bandarharjo, Kota Semarang.

"Bapak Joko Santoso meninggalkan rumah saudara Suparjiyanto setelah mendapat jawaban," tambah Wahyu.

Baca juga: Luka di Pelipis Kader PDIP Semarang Diduga Direkayasa, DPC Gerindra: Akan Lakukan Upaya Hukum

Joko Santoso. Joko Santoso menyampaikan permintaan maaf terkait dugaan pemukulan terhadap kader PDIP, Suparjiyanto (58). (dprd.semarangkota.go.id)

Joko Santoso Dilaporkan ke Polisi

Korban mengalami luka lebam di pelipis kanannya akibat dugaan pemukulan tersebut.

Joko Santoso pun dilaporkan ke Polda Jawa Tengah terkait dugaan tindak pidana penganiayaan terhadap Suparjiyanto.

Diberitakan TribunJateng.com, pelapor atas nama Suparjiyanto dengan Laporan Polisi Nomor. LPI/167/IX/2023/SPKT POLDA JAWA TENGAH tanggal 08 September 2023.

Korban datang melakukan laporan ke SPKT Polda Jateng yang didampingi Ketua Korlap PDI Perjuangan Bandarharjo, Semarang Utara, Comet, pada pukul 23.30 WIB.

Sebelumnya, Joko Santoso membantah adanya aksi pemukulan yang dilakukannya kepada seorang relawan PDIP.

"Saya sama sekali tidak melakukan hal yang seceroboh itu."

"Tangan saya untuk memukul orang, saya tidak mungkin melakukan itu," ujarnya, masih dari TribunJateng.com, Sabtu (9/9/2023).

Baca juga: Perjalanan Kasus Ketua DPC Gerindra Semarang yang Diduga Pukul Kader PDIP hingga Kini Dicopot

Joko Santoso mengaku sudah mencoba mengklarifikasi masalah ini ke elit PDIP di tingkat Kota Semarang, mulai dari Ketua, Sekretaris, dan Bendahara.

Meski begitu, ia mempersilakan jika akan dilaporkan ke pihak kepolisian.

Joko mengaku juga akan melakukan hal yang sama yakni laporan balik dengan tuduhan pencemaran nama baik dan laporan palsu.

"Saya bener menegur dan marah, tapi sama sekali tidak melakukan pemukulan," papar dia.

Sementara itu, Joko Santoso menyebut ada banyak saksi yang melihat kejadian tersebut.

Ia pun menegaskan hanya sebatas mendorong dan tidak ada aksi memukul atau menyebabkan korban mengalami luka-luka.

"Memang saya dorong tapi tidak di muka. (Terkait adanya luka lebam, red) di muka dibuat oleh siapa saya tidak tahu kok jadi ada benjolan."

"Tangan saya bersih tidak ada luka atau bekas. Saksi banyak yang melihat tidak menyentuh muka," terangnya.

Baca juga: Duduk Perkara Ketua DPC Gerindra Semarang Diduga Pukul Kader PDIP, Berujung Copot Jabatan

Rekaman CCTV diduga Joko Santoso menunjukkan gestur marah kepada seorang warga. (Istimewa)

Joko menjelaskan, kemarahan terhadap Suparjiyanto itu dipicu karena masalah bendera.

Sejak lima bulan yang lalu, dirinya tidak mempersoalkan adanya pemasangan bendera PDIP di wilayah kampungnya di RW IV Bandarharjo, Kota Semarang.

Namun, baru-baru ini, kata Joko, mungkin karena warna bendera telah usang akhirnya dicopot dan digantikan dengan yang baru.

Kemudian, yang membuatnya kesal ketika bendera tersebut hanya dipasang di RT tempat rumahnya berada, tidak seperti awalnya yang terpasang di semua lingkungan RW.

Menurutnya, hal tersebut tidak mencerminkan adanya etika berpolitik dan justru seolah-olah melecehkan dirinya sebagai anggota dewan yang berasal dari dapil setempat.

(Tribunnews.com/Nuryanti/Ibriza Fasti Ifhami) (TribunJateng.com/Hermawan Endra) (Kompas.com/Muchamad Dafi Yusuf)

Berita lain terkait Kader Partai Bertikai

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini