"Saya juga baru melihat ada jajanan itu, biasanya pedagangnya jualan (makanan) kaya sarang laba-laba gitu, nah waktu itu anak-anak pada jajan cimin itu," ujarnya saat ditemui di Puskesmas Saguling, Kamis (28/9/2023).
Saat hari itu Neneng belum mengetahui kondisi siswa yang mengonsumsi cimin tersebut, namun keesokan harinya ia mendapat laporan bahwa banyak siswa yang tidak masuk sekolah karena sakit.
"Kemudian ada juga anak yang sekolah tapi bilangnya lemes, ada yang pusing juga," katanya.
Salah satu orangtua siswa, Setiawan (40), menceritakan saat dua anaknya mengalami keracunan setelah mengonsumsi jajan cimin tersebut hingga akhirnya satu anaknya harus mendapat perawatan di Puskesmas Saguling.
"Awalnya adiknya dulu kemarin pagi (keracunan) terus dibawa ke bidan, tapi bukannya sembuh malah mual sama diare," ujar Setiawan.
Setelah itu dia pun berinisiatif melakukan penanganan secara tradisional dengan memberikan anak yang paling kecil kelapa muda dicampur minyak goreng, kemudian gejala keracunan tersebut mulai mereda.
"Saya kasih anak saya yang kecil itu kelapa muda sama minyak goreng, Alhamdulillah itunya (mual dan diare) berhenti," kata Setiawan.
Setelah kondisi anaknya yang paling kecil itu mulai membaik, tiba-tiba anak yang besar juga merasakan gejala yang sama hingga harus dibawa ke Puskesmas Saguling untuk mendapat perawatan.
"Pas malamnya jam 8 anak yang ini (besar) terjadi lagi sampai panas dingin. Setelah itu saya kasih kelapa muda sama minyak, Alhamdulillah panasnya agak turun," ucapnya. (Hilman Kamaludin)