News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bayi Tertukar di Rumah Sakit

Buntut dari Bayi Tertukar, Pemkab Bogor akan Bina Rumah Sakit agar Tak Lagi Terulang

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penyerahan bayi yang tertukar di Polres Bogor, Jumat (29/9/2023)

TRIBUNNEWS.COM - Untuk mencegah terjadinya insiden bayi yang tertukar di Bogor, Jawa Barat, Bupati Bogor, Iwan Setiawan pun bakal membina setiap rumah sakit.

Setiap rumah sakit akan dibina untuk melaksanakan standar operasional prosedur (SOP) saat memberikan layanan terhadap pasien.

Ia mengatakan, peristiwa bayi yang tertukar merupakan pembelajaran bagi rumah sakit dan lembaga kesehatan lainnya.

"Peristiwa ini harus menjadi pembelajaran bagi kita semua, rumah sakit, dan lembaga kesehatan lainnya juga harus memastikan SOP dan memprioritaskan keselamatan dan keamanan pasien," ujar Iwan saat mendampingi penyerahan bayi yang tertukar di Mapolres Bogor, Jumat (29/9/2023).

Mengutip Kompas.com, selain itu, Iwan mengatakan, semua lini mempunyai tanggung jawab untuk mencegah kasus serupa supaya tak terjadi lagi kedepannya.

"Kita semua memiliki tanggung jawab untuk mencegah kasus serupa terjadi di masa depan," lanjut iwan.

Selain itu, ia mengatakan, Pemkab Bogor punya kewajiban untuk melindungi masyarakat.

Sebab keselataman dan keamanan pasien merupakan prioritas bagi setiap rumah sakit.

Supaya tak ada lagi bayi yang tertukar, pihak Pemkab bersama dengan kepolisian akan melakukan sosialisasi ke setiap rumah sakit.

Baca juga: Bayi yang Tertukar di Bogor sudah Dikembalikan ke Orang Tua, Menteri PPPA: Ibu-ibu Tangguh

"Ya Insya Allah akan kita sosialisasikan karena kan ibu yang melahirkan juga banyak di Kabupaten Bogor supaya tidak terulang lagi treatment nya harus seperti apa, ya pembinaan terhadap rumah sakit," ungkapnya.

Tak hanya itu, ia akan membuat regulasi soal penanganan bayi.

Menurutnya, kasus bayi tertukar merupakan kasus kemanusiaan yang memberi dampak mendalam terutama pada kedua anak dan keluarga.

"Mungkin ada beberapa undang-undang yang sudah tercantum itu akan dijadikan acuan regulasinya,"

"Kita akan dukung PP (Peraturan Pemerintah). Kita akan buat perdanya terkait aturannya itu termasuk juga hal anak dari 11 item dunia kesehatan mungkin nanti kita akan buat setelah PP keluar akan ada perdanya. Kita nunggu PPnya dulu," bebernya.

Kata Menteri PPPA

Diketahui, kedua bayi yang tertukar di Bogor, Jawa Barat kini telah kembali ke pelukan orang tua biologisnya masing-masing.

Pertukaran resmi yang dilakukan hari ini, Jumat (29/9/2023) tak hanya dihadiri oleh Siti Mauliah dan Dian selaku dua ibu yang anaknya tertukar.

Tapi juga dihadiri Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Darmavati.

Menteri PPPA Bintang Puspayoga bersama kedua orangtua bayi tertukar Siti (baju hijau) dan Dian (baju merah) di Polres Bogor, Jumat (30/9/2023). /Foto: Tangkapan Layar Kompas.TV. (Tribunnews.com/Rina Ayu)

Baca juga: Menteri PPPA: Proses Psikologis Ibu Bayi Tertukar di Bogor Tak Mudah

Ia melihat proses pertukaran bayi yang tertukar di Polres Bogor.

Bintang pun mengatakan, ia salut dengan kebesaran hati Siti Mauliah dan Dian.

Siti dan Dian mendapatkan apresiasi langsung dari Bintang karena telah menjadi ibu yang tangguh.

Pasalnya, hingga titik ini, keduanya telah melalui proses yang panjang dan menguras energi.

"Kesepakatan yang dibuat diantara dua perempuan hebat ini, ibu-ibu tangguh ini, sehingga hari ini kita bisa laksanakan proses reintegrasi sosial," ujarnya, Jumat (29/9/2023).

Tak hanya memberikan apresiasi, Kementerian PPPA juga akan memberikan pendampingan psikologi terhadap dua keluarga.

Pendampingan psikologi itu sesuai komitmennya pada saat pengumuman hasil tes DNA pada Tanggal 25 Agustus 2023.

"Karena kita sangat paham sekali selama 11 bulan ini yang menyusui ibu ini, harus dilepaskan itu kan bukan hal yang mudah," katanya.

Selain itu, Bintang menuturkan, secara psikologis dan sosial, kedua ibu harus dipulihkan kondisinya.

Sementara bagi bayi yang tertukar juga telah dilakukan pendampingan dengan tahapan-tahapan tertentu yang bertujuan agar ikatan atau bonding antara bayi dan ibu biologisnya dapat tumbuh.

"Anak-anak sudah melalui tahapan bonding. Pendampingan psikologis penting dilakukan berkelanjutan. Bonding orangtua kandung sudah terlihat bagus ke anak-anak mereka, sehingga ke depan bonding akan terus berlanjut agar kedua anak bisa maksimal dan diharapkan anak-anak ini tumbuh dengan kualitas terbaik," harap Bintang.

(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(Kompas.com, Afdhalul Ikhsan)(TribunnewsBogor.com, Yudistirawenne/Muamarrudin Irfani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini