TRIBUNNEWS.COM – Sebanyak 39 orang warga di kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, Jawa Barat dilaporkan mengalami keracunan, dua di antaranya meninggal dunia diduga akibat mengonsumsi sate jebred.
Korban mulai berjatuhan sejak Senin (9/10/2023) dan terus bertambah hingga Selasa (10/10/2023).
Namun, sejak Minggu (8/10/2023) sore, sudah banyak warga mengalami gejala mengarah ke keracunan makanan.
Mesk begitu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Dr Leli Yuliani, ia menuturkan para warga yang diduga mengalami ekracunan tersebut baru datang ke puskesmas di hari Senin (9/10/2023).
"Datang ke puskesmas itu hari Senin. Karena sudah lebih dari 8 jam dan makanannya pun sudah enggak ada," ujar Leli, Selasa (10/10/2023), dikutip dari TribunJabar.
Leli mengatakan, korban berasal dari dua wilayah Garut dan Tasik, lantaran sate tersebut dijual di Pasar Bojong Loa, Kecamatan Cilawu yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Garut.
Baca juga: Viral Ibu di Klaten Goreng Telur di Bawah Sinar Matahari, Butuh Waktu hingga 3 Jam
Sebab, banyak warga Tasik yang berbelanja ke pasar tersebut, sehingga terdapat korban keracunan yang diduga dari makanan sate jebred yang dibeli dari Pasar Bojong Loa.
Bahkan, dua orang dinyatakan meninggal dunia diduga usai mengonsumsi sate tersebut.
Satu korban meninggal beranama Cecep (48), berasal dari Desa Sukamurni, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut.
Sedangkan, korban meninggal lainnya, Mimin (56), berasal dari Desa Kersamaju, Cigalontang, Tasikmalaya.
Dikatakan Leli, satu di antara dua korban yang meninggal dunia justu merupakan orang yang berjualan di warungnya sendiri.
"Sehabis itu kan dijual lagi di warung tuh, ini adalah orang-orang yang pembeli dari warung. Malah itu orang yang meninggal dari Cigalontang itu orang yang jualan di warungnya," ungkap Leli.
Dikatakan Leli, korban lainnya dirawat di dua tempat yang berbeda yakni di Puskesmas Cilawu dan Klinik Cihideung.
Meski begitu, ia mengatakan sebagian besar korban yang dirawat telah diperbolehkan pulang dan kini dalam kondisi baik.