Ia mengaku membutuhkan waktu sekiranya tiga jam untuk memasak telur menggunakan panas matahari itu.
Bahkan, Dewi juga sempat meletakkan teflon yang sudah dituangi minyak goreng dan telur di atas genting rumahnya.
"Dari jam 08.00 WIB penggorengan saya taruh di atas genting rumah, sambil nunggu anak pulang sekolah," kata Dewi.
Wajan atau teflon tersebut kemudian diturunkan saat Arka sudah pulang sekolah sekira pukul 11.00 WIB.
Selama kurang lebih tiga jam, minyak dalam teflon itu akhirnya mendidih.
"Sekitar jam 11.00 WIB telur masuk (penggorengan), terus didiamkan sampai saya posting," ucapnya.
Menurut Dewi, rasa telur yang ia goreng di bawah teriknya sinar matahari di Klaten itu rasanya sama seperti pada umumnya.
Bahkan, sang anak juga turut memakan telur buatan ibunya itu.
"Rasanya sama seperti telur pada umumnya, tadi dimakan anak saya," kata Dewi.
(Tribunnews.com/Linda) (TribunSolo.com/Zharfan Muhana)