TRIBUNNEWS.COM - Kabar adanya beras yang diduga sintetis beredar di Bukittinggi, Sumatera Barat.
Sampel beras yang diduga sintetis pun dibawa ke laboratorium.
Hasilnya pun disampaikan oleh Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah.
"Setelah dilakukan pengiriman ke laboratorium yang direkomendasikan badan pengawas nasional di Bogor, dan hasilnya negatif," ujar Mahyeldi.
Mahyeldi mengatakan, saat mengetahui berita dugaan beras sintetis di Bukittinggi, dinas pangan, pengawas pangan langsung ke lapangan, mengecek lokasinya.
Kemudian sampel beras tersebut dibawa untuk pemeriksaan di Saraswanti Indo Genetech, Bogor.
Baca juga: Warga NTB Mengeluhkan Harga Beras Mahal, Sandiaga Respons Lewat Bazar Sembako Murah
Lanjutnya, setelah dilakukan dilakukan pemeriksaan hasil negatif bukan sintesis.
"Mudahan-mudahan kecepatan antisipasi terhadap berita yang merugikan kita dapat berlangsung cepat dan tidak terpengaruh terhadap psikologi perdagangan," kata Mahyeldi.
Mahyeldi mengaku juga belum mendapat laporan terkait penyebab konsumen yang mengkonsumsi beras tersebut mengalami pusing-pusing dan mual.
"Kita periksa ke dokter dan belum ada laporan," ujarnya.
Untuk mengantisipasi hal serupa, Mahyeldi meminta bupati wali kota dan tim pengawas pangan untuk bertindak cepat setiap kali ada informasi serupa.
"Kita harapkan bupati wali kota ketika, ada masalah yang berkaitan dengan pangan, dan masyarakat, serta mengganggu ketenangan, saya kira harus menyikapi. jangan tunggu," ujar Mahyeldi.
Beras Sintetis Ditemukan di Bukittinggi
Diduga beras sintetis ditemukan di Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar).