"Sebelum itu (jatuh ditendang) sering di olok-olok ‘anak mamah', sok kegantengan’ kaya gitu."
"Karena anak saya sering maju kalau di kelas jadi ya menjatuhkan mental," paparnya, Selasa (31/10/2023), dikutip dari TribunJakarta.com.
Diana memaksa FAA untuk bercerita terkait kasus perundungan dan kekerasan yang dialami selama di sekolah.
"Dia (FAA) tidak berbicara sama saya waktu itu, tiga hari kemudian mau sekolah kakinya sakit akhirnya saya paksa untuk bicara," lanjutnya.
Usai mendegar cerita FAA, Diana mendatangi wali kelasnya.
Baca juga: Siswi SD di Kuningan Diduga jadi Korban Perundungan, Orang Tua Sempat Somasi Pihak Sekolah
"Saya sempet bilang ke wali kelasnya yang terjadi sama anak didiknya, tapi (dia bilang) itu bukan kuasa saya," jelasnya.
Ia menambahkan anaknya kini telah terdaftar sebagai siswa SMP Negeri 4 Tambun Selatan, namun kegitan belajar dilakukan secara daring.
Kini, FAA masih dirawat di RS Kanker Dharmais Jakarta usai menjalani amputasi kaki.
"Diagnosanya itu bulan Agustus (2023), awalnya itu berobat ke klinik terdekat."
"Pengobatan cukup panjang yah sampai di titik diamputasi itu," tutur Diana.
Sementara itu, Wakil Kepala SDN Jatimulya 09 Bekasi, Sukaemah, menyatakan tidak ada aksi perundungan yang terjadi di sekolahnya.
Baca juga: Siswa SMP di Agam Jadi Korban Perundungan, Ini Penjelasan Dinas Pendidikan
Meski kasus ini sudah dilaporkan, pihak sekolah akan membantah pernyataan keluarga FAA.
"Mereka bercanda-bercanda, main terus jajan, jadi kalau untuk perundungan kayanya terlalu jauh," tandasnya, Selasa.
Menurut Sukaemah, FAA merupakan siswa yang pintar sehingga tak mungkin korban tak melapor ke guru.
"Sudah masuk ke kepolisian, mungkin nanti diproses hukum ya nanti di kepolisian," pungkas Sukaemah.
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar) (WartaKotalive.com/Panji Baskara)