Kapolsek Arjasa, AKP Agus Sutriyono mengatakan, korban mengikuti diklat bersama dengan 13 mahasiswa lainnya.
"Korban bersama 14 orang teman mahasiswa yang tergabung dalam kelompok pecinta Alam Mahadipa Unej Jember melaksanakan latihan di wilayah Hutan Lindung Petak 64 KPH Arjasa," kata AKP Agus Sutriyono, dikutip dari Surya.co.id.
Ia mengatakan, korban sempat merasa kelelahan dan meminta istirahat pada Jumat (10/11/2023) pukul 14.00 WIB.
"Sekitar pukul 22.00 WIB, korban merasa membaik dan meminta makan sereal serta minum air putih," ungkap AKP Agus.
Namun, pada Sabtu sekira pukul 03.00 WIB, kondisi korban kembali memburuk.
Rekan-rekan korban pun meminta bantuan ke Basarnas Jember.
"Dengan cara mengirimkan lokasi titik koordinat tempat korban berada. Namun, saat itu belum bisa dievakuasi, karena medan yang jauh dan sulit serta kondisi gelap sehingga menunggu terang," jelasnya.
Saat menunggu kedatangan Basarnas Jember, kondisi korban terus memburuk.
"Kondisi korban terus memburuk, akhirnya oleh Tim Basarnas segera dilakukan evakuasi agar segera mendapatkan pertolongan medis," paparnya.
Saat berada di perjalanan menuju rumah sakit, nyawa korban tak tertolong.
Pihak kepolisian, kata AKP Agus, juga akan dilakukan visum, menunggu persetujuan orang tua korban.
"Namun, dalam perjalanan ke RSUD dr Soebandi korban meninggal dunia. Saat ini, korban berada di kamar jenazah RSUD dr Soebandi untuk dilakukan visum dan menunggu persetujuan dari orang tua korban, apakah korban akan dilakukan autopsi dalam atau tidak," ucapnya.
Agus memaparkan, dari pemeriksaan di luar, tak ada tanda-tanda kekerasan.
"Hasil pemeriksaan luar oleh tim Medis RSUD dr Soebandi, tidak diketemukan adanya luka pada tubuh korban," tandasnya.
Baca juga: Mahasiswa IAIN Gorontalo Tewas saat Diklat, Tim Investigasi Temukan Kekerasan yang Dilakukan Panitia