TRIBUNNEWS.COM - Gunung Marapi di Sumatra Barat meletus pada Minggu (3/12/2023) sekira pukul 14.54 WIB.
Ketika erupsi terjadi, sebanyak 75 pendaki berada di kawasan gunung yang terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar tersebut.
Tiga di antaranya adalah Muhammad Afif (19), Yasirli Amri (21), dan Zhafirah Zahrim Febriana (19).
Mereka mengalami situasi menegangkan, yakni hujan batu dan abu.
Lantas seperti apa cerita mereka?
Berlindung dari Hujan Batu
Baca juga: 4 Pendaki Gunung Marapi yang Meninggal Telah Teridentifikasi, Jenazah akan Diserahkan ke Keluarga
Muhammad Afif merupakan satu dari 75 pendaki yang berhasil selamat dari erupsi Gunung Marapi.
Afif menceritakan, ia dan dua temannya, Lingga Duta Andrefa (19) dan Muhammad Faith Ewaldo (19) mendaki Gunung Marapi pada Minggu pukul 11.00 WIB.
"Saat itu, situasi masih aman dan lancar dan cuaca cerah," kata Afif, Senin (4/12/2023), dilansir Kompas.com.
Sekira pukul 15.00 WIB, Afif dan dua temannya tiba di dekat pintu angin Gunung Marapi.
Namun, tiba-tiba terdengar suara gemuruh yang kuat dan bergetar.
Ia mengibaratkan suara gemuruh itu seperti pesawat tempur yang melintas.
"Kuat bunyinya, tak lama setelah itu ada hujan batu," ujar Alfi.
Sontak ia dan dua temannya panik ketakutan.
Mereka kemudian berlari ke arah 'jalan tikus' yang banyak pepohonan untuk berlindung dari hujan batu.