Tercatat, sekitar 1.200 orang lebih pengungsi Rohingya tiba di Aceh.
Mereka mendarat di beberapa titik, seperti Pidie, Bireuen, Aceh Timur, Sabang, dan terakhir Aceh Besar.
Kini para pengungsi yang sebelumnya ditempatkan di depan Kantor Gubernur Aceh, sudah dipindahkan ke UPTD Rumoh Sejahtera, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar, Senin (11/12/2023).
UNHCR diberi waktu seminggu
Setelah dua jam menunggu di Taman Ratu Safiatuddin atau tepatnya di lokasi permainan skateboard, kini para pengungsi tersebut dipindahkan ke UPTD Rumoh Sejahtera, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar, Senin (11/12/2023).
Baca juga: Dalam 2 Minggu Terakhir, 30 Pengungsi Rohingya Melarikan Diri dari Kamp Pengungsian Blang Mangat
Mereka diangkut menggunakan tiga unit truk milik Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul (Satpol PP dan WH) Aceh. Pemindahan para pengungsi tersebut usai dilakukan rapat yang dipimpin oleh Asisten I Pemerintah Aceh.
Kabid Trantikum Satpol PP dan WH Aceh, Azman mengatakan, para pengungsi itu kini dipindahkan ke UPTD Rumoh Seujahtera Ladong, Aceh Besar setelah dua kali mendapat penolakan dari warga.
Penempatan itu dilakukan hanya satu minggu saja sembari menunggu solusi dari UNHCR.
“Batas waktu yang diberikan oleh pemerintah hanya seminggu saja di UPTD itu. Setelahnya kita menunggu hasil solusi dari pihak UNHCR,” ujar Azman.
Sementara itu, Zainun, salah seorang warga mengaku kesal dengan kehadiran pengungsi asal Myanmar tersebut.
Ia meminta agar mereka segera dikembalikan ke tempat asalnya.
Pasalnya, menurut dia, saat ini rakyat Aceh masih ada yang hidup dengan ekonomi rendah.
Sehingga, menurut dia, jika hari ini diterima, akan kembali datang puluhan kapal lagi ke Aceh.
Terancam di Kamp Bangladesh
Muhammad Along, seorang pengungsi Rohingya yang bisa berbahasa Melayu mengaku, mereka membayar 20 ribu Saka (mata uang Bangladesh), agar bisa keluar dari kamp pengungsian Kutu Palong, Cox’s Bazar, Bangladesh.
Mereka menempuh waktu selama satu bulan di lautan hingga bisa mendarat ke Aceh.