TRIBUNNEWS.COM - Kapolda Sulawesi Tengah, Irjen Agus Nugroho berikan keterangan soal investigasi yang terjadi di PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) Morowali.
Ia mengatakan, saat ini operasional diberhentikan sementara untuk kepentingan investigasi.
Agus mengatakan, tim investigasi yang dikirim beranggotakan penyidik Polda Sulter bersama Polres Morowali dan dibantu tim penyidik dari Bareskrim Polri, tim DVI Biddokkes, tim Inafis dari Laboratorium forensik Makasar maupun Mabes Polri.
"Kita hentikan sampai adanya penyelesaian dari hasil penyelidikan nanti," ucapnya, Senin (25/12/2023).
Dia menjelaskan, Ledakan Tungku Smelter PT ITSS menyebabkan 59 orang mengalami luka.
Di antarnaya 13 meninggal dunia terdiri dari 4 Tenaga Kerja Asing (TKA) dan 9 Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Baca juga: Pengelola Kawasan Industri Ungkap Penyebab Tungku Smelter di Morowali Meledak
Sedangkan, 29 mengalami luka berat, 12 mengalami luka sedang dan 5 korban mengalami luka ringan.
Dia menambahkan, untuk korban yang meninggal dunia masih berada di klinik kawasan PT IMIP.
Sementara, 29 luka berat dirujuk ke RSUD Morowali, 12 luka sedang dalam tahap observasi di klinik kawasan PT IMIP dan 5 luka ringan sudang dipulangkan.
"Hasil pemantauan di lapangan, sejatinya di kawasan PT IMIP alarm system dan tanggap segeraan sudah sangat baik," ujar Irjen Pol Agus Nugroho.
Diketahui PT ITSS merupakan tenan di kawasan PT IMIP.
Perusahaan pengolahan bijih nikel itu mayoritas sahamnya dipegang oleh Tsingshan Holding Group Company Limited.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1988 di Wenzhou oleh pengusaha asal China bernama Xiang Guangda.
Tsingshan mulai berinvestasi ke industri nikel Indonesia pada tahun 2009. Selain itu, perusahaan ini juga melebarkan sayapnya di berbagai negara, seperti India dan Zimbabwe.