Terbaru ini, Dedy Kurniawan selaku Media Relation Head PT IMIP mengungkapkan kronologi terbaru setelah melakukan investigasi.
Ia mengatakan, tungku smelter yang terbakar mulanya ditutup untuk pemeliharaan.
Saat sedang tak beroperasi dan proses perbaikan, ada sisa slag atau terak (ampas yang tersisa dari proses pemisahan logam dari bijih bahan baku).
Sisa slag yang berada di tungku tersebut keluar dan bersentuhan dengan barang-barang yang mudah terbakar di lokasi.
Mengutip TribunPalu.com, dinding tungku lalu runtuh dan sisa slag besi mengalir keluar sehingga menyebabkan kebakaran.
Akibatnya, pekerja yang berada di lokasi pun alami luka-luka hingga timbul korban jiwa.
"Hasil identifikasi penyebab kecelakaan ini sekaligus menegaskan bahwa tidak ada tabung oksigen yang meledak seperti diinformasikan sebelumnya," kata Dedy.
Korban meninggalnya sendiri ada 13 orang.
Sebelumnya, dari 13 orang tersebut, tujuh di antaranya merupakan tenaga kerja asal Indonesia.
Terbaru ini, pekerja Indonesia yang tewas ada sembilan orang, dan lainnya merupakan tenaga kerja asing (TKA) dari China.
Baca juga: Kata Kapolda Sulteng soal Investigasi Ledakan Tungku Smelter PT ITSS Morowali
"Sebelumnya kami menyampaikan korban WNI tujuh orang dan WNA enam orang. Namun setelah pendataan ternyata ada perubahan di angka itu," kata Dedy Kurniawan.
Selain itu, ada 46 pekerja yang terluka karena uap panas.
Ada 29 korban luka dirujuk ke RSUD Morowali, 12 orang menjalani observasi oleh Klinik IMIP, dan lima orang rawat jalan.
"Manajemen PT IMIP telah menanggung seluruh biaya perawatan dan perawatan korban pascakecelakaan, serta santunan bagi keluarga korban. Kami juga telah menyerahkan satu jenazah korban kepada keluarga korban," ujar Dedy.