Menurutnya rencana pembangunan LRT sudah matang dan anggaran pemerintah daerah dianggap mampu.
Sehingga terkait rencana ini hanya perlu dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepakatan.
Bahkan, pihaknya juga telah memikirkan solusi jangka pendek hingga jangka menengah untuk mengatasi kemacetan tersebut.
"Jadi ini sudah klik jadi tinggal tandatangani MoU. Namun demikian, kita tidak saja membicarakan solusi jangka panjang, kita bicara juga jangka pendek dan jangka menengah," ujarnya.
Solusi jangka pendek adalah mengoperasikan shuttle bus dari Dishub Bali yang akan mengantar dan menjemput para penumpang pesawat ke bandara yang akan direalisasikan pada 2 Januari 2024 mendatang.
Sedangkan, solusi jangka menengah yang akan dilakukan adalah perbaikan layanan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali mulai dari penambahan jalur keluar masuk, penambahan kapasitas parkir, dan pembangunan flyover.
Sebelumnya, video yang merekam kemacetan parah di Tol Bali Mandara viral di media sosial.
Bahkan, dalam video yang beredar terlihat para wisatawan asing berjalan ke arah Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai agar tak terlambat.
Sebagian artikel telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Macet di Bali Diprediksi Terjadi Sampai Tanggal 3 Januari 2024, Dishub Akui Terlambat Tangani
(Tribunnews.com/Linda) (Tribun-Bali.com/Ni Luh Putu Wahyuni Sari/Zaenal nur Arifin)