News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dian Bersyukur Keluarganya Selamat dari Gempa, Sempat Lari dari Warung Demi Selamatkan Bayinya

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga menempati tenda pengungsian di Kampung Babakan Hurip, Kelurahan Kota Kaler, Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang, Senin (1/1/2024). Ratusan warga di sejumlah wilayah di Kabupaten Sumedang terdampak gempa bumi dengan kekuatan Magnitudo 4,8 terpaksa harus mengungsi ke tenda yang disediakan pemerintah atau tinggal sementara di rumah saudaranya akibat rumah mereka mengalami kerusakan dari ringan hingga rusak berat tidak layak huni. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

TRIBUNNEWS.COM, SUMEDANG - Malam tahun baru semestinya menjadi momen indah yang berkesan melewati detik-detik pergantian tahun 2023 ke tahun 2024.

Namun tidak begitu yang dirasakan warga Sumedang, Jawa Barat. Wilayah tempat mereka tinggal diguncang gempa bumi sebanyak tiga kali.

Gempa bumi pertama terjadi pada Minggu (31/12/2023) pukul 14.35 dengan magnitudo 4,1.

Gempa muncul lagi pada pukul 15.38 WIB berkekuatan magnitudo 3,8 dan saat malam hari pada pukul 20.34 WIB dengan magnitudo 4,8.

Baca juga: Viral Video Detik-detik Kakek Dievakuasi usai Gempa Sumedang, Badannya Dipenuhi Debu

Guncangan bumi yang terjadi pada malam hari mengakibatkan kerusakan di beberapa titik.

Sebab berdasarkan laporan BMKG gempa M 4,8 di Sumedang terletak pada koordinat 6.85 LS dan 107.94 BT atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 2 km Timur Laut Sumedang dengan kedalaman 5 km.

Dian Haerani (25) masih ingat betul pada Minggu malam dia lari tunggang langgang secepat kilat dari warung ke rumahnya.

Tak peduli gempa masih menggoyang, dia lari sekuat tenaga untuk meraih bayinya yang dia tinggalkan di rumah sendirian.

Ada suaminya di rumah itu, tapi dia ingat, saat dia pamit ke warung sebentar, suaminya sedang berada di kamar mandi.

"Tak ingat apa-apa kecuali anak saya. Saya lari, masuk rumah. Sudah terasa ada reruntuhan jatuh ke badan, tapi tak dirasa. Saya raih anak saya lalu keluar lagi," kata Dian di tenda pengungsian Kampung Babakan Hurip, Kelurahan Kota Kaler, Kecamatan Sumedang Utara, Senin (1/1/2023).

Anaknya, Ardan Fauzan (4 bulan), selamat. Dian juga selamat. Suaminya selamat.

Ketiga anaknya yang lain, yang sedang berada di luar rumah ketika gempa terjadi, selamat.

"Kaget sekaget-kagetnya. Itu gempa yang pertama. Dari gempa itu ke gempa-gempa susulan, kami sudah berada di lapangan," kata Dian.

Baca juga: 238 Rumah Rusak Akibat Gempa Sumedang, Kampung Babakan Hurip Terdampak Cukup Parah

Dian mengatakan semua anggota keluarganya dinyatakan lengkap berkumpul pada pukul 21.30 WIB.

Dian dan bayinya harus tidur di tenda pengungsian yang dibangun BPBD Sumedang.

Dia mengatakan, untuk tidur di tempat terbuka, tak jadi soal baginya. Namun, soal lain bagi bayi.

"Kasihan ke anak. Udara dan anginnya beda kalau malam," katanya seraya menyebut semalam selimut bayi ditambah beberapa lapis. Dia berharap tak ada lagi gempa susulan.

Gempa bumi susulan dengan skala magnitudo kecil juga terus terjadi di Sumedang. Bahkan 30 menit sebelum pergantian tahun warga merasakan gempa susulan.

"Goyang deui duh (Bergoyang lagi)," kata Maman Koswara, warga Perumahan Buki Mekarjaya, Desa Mekarjaya, Kecamatan Sumedang Utara, Jawa Barat.

Maman mengatakan dia sedang duduk memainkan ponsel ketika gempa terjadi.

"Getarannya sekitar 5 detik, Lagi duduk, dan langsung membangunkan istri dan anak, dan membawanya keluar rumah, warga lain pun sama berhamburan keluar rumah," katanya.

Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan gempa bumi Sumedang, Jawa Barat berdampak pada sejumlah kerusakan, dari mulai rumah sakit sampai terowongan Tol Cisumdawu.

Laporan visual yang sementara didapatkan terjadi kerusakan ringan hingga sedang di beberapa rumah dan sekolah khususnya di daerah Babakan Hurip, Sumedang.

"Gempa bumi M4.8 ini juga menyebabkan adanya sedikit keretakan dinding Cisumdawu Twin Tunnel atau Terowongan Kembar Tol Cisumdawu. Pihak pengelola Tol Cisumdawu telah berada di lokasi untuk asesmen dan tindakan lainnya yang dianggap perlu. Atas keretakan itu dipastikan sementara tidak mengganggu lalu lintas dan kondisi masih aman terkendali," kata Abdul.

Gempa bumi turut menyebabkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kecamatan Sumedang Selatan, Jawa Barat mengalami kerusakan ringan di bagian langit-langit dan keretakan dinding.

Gempa Kecil Tapi Harus Tetap Waspada

Pihak Pemerintah Kabupaten Sumedang, Jawa Barat telah meminta agar seluruh pasien dan petugas rumah sakit keluar sementara dari gedung sebagai antisipasi hingga keadaan dapat dipastikan aman.

"Para pasien dan petugas dievakuasi sementara untuk jaga-jaga hingga semua dipastikan aman," jelas Pj. Sekda Kabupaten Sumedang, Tuti Ruswati.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang, Atang Sutarno, meluruskan bahwa kabar yang beredar tentang adanya gempa bumi susulan yang lebih besar pada pukul 23.00 WIB adalah informasi yang tidak benar dan dibuat oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

Atang menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ada teknologi yang dapat meprediksi kapan akan terjadi gempa bumi.

Oleh sebab itu, Atang meminta kepada seluruh masyarakat Sumedang dan sekitarnya agar tidak panik namun tetap waspada.

Dia juga meminta agar masyarakat hanya memperbarui informasi terkini terkait gempabumi dan potensi bencana lainnya dari instansi pemerintah seperti BMKG, BNPB, BPBD dan Badan Geologi.

"Tidak ada seorang ahli pun yang dapat memprediksi kapan terjadinya gempa bumi termasuk gempa susulan. Kalau ada yang mengatakan bahwa nanti akan terjadi gempabumi susulan pada pukul 23.00 WIB itu adalah hoaks," jelas Atang.

Kendati demikian, Atang tetap meminta masyarakat agar tenang dan berhati-hati dalam menyebarkan informasi termasuk selalu waspada sebagai langkah antisipatif.

Gempa bumi yang terjadi di Sumedang tergolong berskala kecil sehingga kecil pula kemungkinannya untuk dapat menimbulkan dampak yang besar.

"Sumedang memang hari ini tiga kali terjadi gempa, tapi ini skala kecil. Namun kita harus tetap hati-hati dan siaga," ujar Atang.

Pasien Dievakuasi

Sebanyak 331 pasien RSUD Sumedang yang terdiri dari 248 pasien rawat inap dan 83 pasien IDG dievakuasi ke halaman gedung dan lima tenda yang ditempatkan di jalan raya setelah terjadi gempabumi M 4.8 pada hari Minggu (31/12/2023) pukul 20.34 WIB.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan hasil perkembangan kaji cepat oleh tim gabungan, ada tiga bangunan rumah sakit yang retak meliputi gedung Paviliun, VIP, dan Sakura.

Tim terus menyisir titik lain untuk pengecekan lebih lanjut.

Sementara itu, RS Pakuwon dalam kondisi aman, namun seluruh pasien tetap dievakuasi keluar gedung sebagai antisipasi hingga kondisi dapat dipastikan aman dan terkendali.

Untuk wilayah Babakan Hurip, ada 53 rumah rusak dan sebanyak 200 warga dievakuasi ke lapangan terdekat.

Tim gabungan saat ini sedang mendirikan tenda lapangan untuk menampung warga terdampak.

"Pemerintah Kabupaten Sumedang juga telah menyiagakan Posko Utama di Pos Pam Nataru yang berlokasi di depan Alun-Alun Sumedang, termasuk di dalamnya posko informasi," katanya.

Pj Bupati Sumedang Herman Suryatman memastikan kondisi Sumedang aman terkendali dan mengimbau warga agar tetap tenang.

Pantauan Tribun kemarin, ratusan pasien Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumedang yang ditempatkan di tenda darurat merasa kepanasan sampai-sampai keluarga pasien pun mencoba mengipasi keluarganya dengan kardus atau buku juga kipas rotan.

Pasien yang berada di tenda darurat ini mulai bayi sampai lanjut usia (lansia).

Ada sekitar 10 tenda darurat yang disediakan di sepanjang Jalan Prabu Geusan Ulun dan halaman rumah sakit umum daerah Sumedang.

Sebuah kipas angin elektronik pun ada yang disediakan pihak rumah sakit tepatnya di tenda khusus bayi dan anak.

Salah seorang keluarga pasien asal Citengah, Sumedang, Een Saenah mengatakan anaknya, Dikdik dipindahkan ke tenda darurat ini sejak pukul 21.00 WIB setelah gempa berkekuatan Magnitudo 4,8 mengguncang Sumedang dan sekitarnya.

"Malam tadi (pukul 21.00 WIB) dipindah ke sini (tenda) karena khawatir adanya gempa susulan. Semalam itu dingin karena memang di tenda darurat, tapi kalau sekarang rasanya hareudang (panas), jadi pakai kipas biar tak terlalu panas," ujarnya saat ditemui di tenda darurat menemani sang anak.

Een pun menyebut sang anak sempat masuk ke RSUD Sumedang sejak Jumat lalu lantaran merasakan sesak pada pernapasannya dan dilakukan operasi.

Dia berharap bisa secepatnya pindah kembali ke ruangan dan tak ada gempa susulan.

Dalam satu tenda terhitung ada sebanyak 10-15 pasien, belum ditambah keluarga pasien yang menunggu dan menemaninya.

Keluarga yang menemaninya pun tidur di atas Jalan Prabu Geusan Ulun beralaskan karpet atau tikar yang mereka bawa.

Terkadang, sesekali ada bayi atau balita yang menangis karena hawa panas yang mereka rasakan di dalam tenda.

Tak hanya bayi atau balita, ada pula orang dewasa yang tak tahan akan panasnya di dalam tenda sampai menjerit dan ingin segera pindah kembali ke ruangan.

Sejauh ini, dari jumlah pasien RSUD Sumedang yang berjumlah 331 orang berdasarkan data awal, kini berangsur menjadi 108 pasien yang masih berada di dalam tenda.

Namun, belum ada kepastian kembali kapan 108 pasien itu bisa kembali ke dalam ruangan

Sesar Cileunyi

Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono menyebut gempa bumi yang terjadi di Sumedang merupakan gempa dangkal dari sesar aktif.

Dalam akun resmi witternya, Daryono menuliskan gempa yang terjadi Minggu (31/12/2023), Sumedang diguncang rentetan 3 gempa yaitu: (1) Gempa M4,1 kedalaman 7 km pukul 14.35 WIB, (2) Gempa M3,4 kedalaman 6 km pukul15.38 WIB, dan (3) Gempa M4,8 kedalaman 5 km pukul 20.34 WIB.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal yang dipicu aktivitas sesar aktif. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip)," kata Daryono.

Daryono menegaskan, episenter Gempa Sumedang ini terletak persis di Kota Sumedang dan sesuai/terkonfirmasi dengan kerusakan yang terjadi, sehingga gempa ini dipicu oleh aktivitas sesar aktif yang yang berada di wilayah tersebut.

"Lokasi 3 episenter Gempa Sumedang (lingkaran warna hijau) terletak berdekatan dengan jalur Sesar Cileunyi-Tanjungsari, sehingga Gempa Sumedang ini diduga sebagai terusan dari Sesar Cileunyi -Tanjungsari," jelasnya.

Daryono juga menuliskan peristiwa yang sama terjadi pada 19 Desember 1972.

Gempa bumi magnitudo 4,5 pernah mengguncang Kabupaten Sumedang berdampak mencapai skala Intensitas VI MMI.

Gempa kerak dangkal saat itu menyebabkan kerusakan banyak bangunan rumah dan longsoran di Cibunar, Rancakalong, Sumedang, Jawa Barat.

"Berdasarkan peta seismisitas tahun 2008-2023 tampak bahwa di lokasi episenter gempa di Sumedang (bintang merah) sebenarnya merupakan area dengan tingkat seismisitas rendah," ujarnya.

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI juga ikut terjun ke Sumedang mencari tahu penyebab pasti gempa bumi.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, mengatakan tim lapangan terus mengumpulkan dan mengolah data gempa tersebut.

Gempa Sumedang sementara ini diduga dipipcu oleh sesar-sesar aktif yang ada di sekitar Sumedang.

Ada sejumlah sesar atau patahan bumi yang disebut memicu gempa Sumedang, yakni Sesar Cileunyi-Tanjungsari dan Sesar Cicalengka.

"Untuk sementara, hasil kajiannya bahwa yang memicunya sesar aktif di sekitar Jawa Barat, Cileunyi-Tanjungsari, ada juga Cicalengka," kata Muhammad Wafid.

Namun, Wafid mengatakan, ada kecenderungan gempa dipicu pergerakan di sesar Cileunyi-Tanjungsari.

"Tapi nanti (kepastiannya) melihat kondisi di lapangan," katanya.

Menurutnya, agak sulit untuk menentukan di mana episentrum gempa dan mengarah ke mana retakannya. Sebab, sejauh ini belum ditemukan ada retakan tanah.

"Bekas retakan tidak ada, mengarah ke mana retakan itu, itu akan bisa menentukan. Tim lapangan masih sedang bekerja," katanya.

Dia mengatakan, untuk asesmen Badan Geologi, hasilnya bisa sekitar tiga hari. Asal, data-data sudah dikumpulkan.(Tribun Network/fik/kik/mad/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini