News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cerita Wawan Gunawan, Penderita Stroke yang Terjebak Banjir di Bandung

Editor: Muhammad Renald Shiftanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(Kiri) Wawan Gunawan (57) bersama anaknya Muhammad Rijal (kanan) di tenda pengungsian korban Banjir Braga di Kampung Braga Kota Bandung, Jumat (12/1/2024).

TRIBUNNEWS.COM - Kejadian menegangkan datang dari pengungsian korban banjir di Kota Bandung, Jawa Barat.

Seorang pria bernama Wawan Gunawan (57), penderita stroke ringan terjebak saat banjir melanda.

Wawan merupakan warga Kampung Braga, RT 04/08, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung.

Ia sempat terjebak di dalam rumahnya saat air terus meninggi.

Bahkan, pintu rumahnya tak bisa ia buka.

Ditemui di pengungsian di Tamana Kanak-kanak Braga, Jumat (12/1/2024) Wawan terlihat gelisah.

Dia tak nyaman dengan kondisinya. Berbaring sebentar, kemudian duduk. Lalu berbaring kembali.

"Kaki sakit, kata dokter stroke ringan sudah satu tahun," ujar Wawan, lirih.

Sambil dipijat anaknya, Muhammad Rijal (23), Wawan mengeluh sakit pada sendi-sendinya.

Sambil duduk, dia berusaha bercerita soal kejadian malam itu.

Tak banyak cerita yang keluar sebenarnya.

Baca juga: 600 Rumah di Kota Bandung Terendam Banjir

Kamis malam itu, Kota Bandung diguyur hujan deras sejak siang.

Wawan yang sedang menunaikan salat Ashar, sempat mendengar tetangganya berteriak banjir.

"Istri saya bilang, cai naek (air naik) banjir, kemudian saya beresin salat," katanya.

Selesai salat, air sudah masuk melalui sela-sela pintu dan jendela rumah.

Wawan dan istrinya Anu Andia (50), tak sempat lari ke luar, karena air langsung masuk dengan cepat.

Wawan saat itu hanya berdua bersama istrinya, sedangkan anaknya sedang dalam perjalanan pulang dari kampusnya di LPKIA.

Di dalam rumah, Wawan bersama istrinya sempat naik ke atas kasur.

Sambil berpegangan, keduanya berdoa, semoga air hanya mampir seperti sebelum-sebelumnya.

Bukannya surut, air justru semakin tinggi masuk melalui sela-sela pintu.

Semua berjalan cepat. Kasur mereka sampai terangkat air, kulkas, lemari dan barang elektronik lainnya pun terendam air.

Kondisi Wawan yang mengalami struk ringan membuatnya tak dapat berbuat banyak.

Wawan sempat mencoba membuka pintu rumahnya, namun gagal karena kuncinya macet dan tertahan air.

Hampir setengah jam mereka terjebak di dalam rumah, sambil berusaha berteriak meminta pertolongan.

"Jadi, pintu itu ditarik tidak bisa, didorong juga tidak bisa. Saat itu airnya se-paha saya. Saya teriak-teriak, tapi tidak terdengar kayaknya," katanya.

Baca juga: Kota Bandung Banjir, Pj Wali Kota Sebut Ada 4 Titik hingga 150 Warga Mengungsi

Warga yang mendengar suara Wawan dan istrinya dari dalam rumah, langsung mendobrak pintu rumahnya.

"Akhirnya mereka merespons saya setelah saya tepuk-tepuk pintu. Tetangga bersama Pak RT datang dan dobrak pintu dari depan dan terbuka pintunya dan saya bisa keluar," ucapnya.

Saat ini, Wawan bersama Istri dan anaknya sudah berada di pengungsian. Sementara kondisi rumah beserta isinya hancur berantakan.

Dudi Kusnadi (48) Ketua RT 4/08, mengatakan, malam itu Wawan bersama istrinya sempat terjebak di dalam rumah.

"Jadi, itu kunci pintunya susah. Sudah saya jebolin, alhamdulillah selamat," ujar Dudi.

Saat ini, total ada sekitar 857 jiwa dan 400 kepala keluarga (KK) yang terdampak banjir bandang luapan Sungai Cikapundung.

Ratusan orang itu sudah diungsikan ke sejumlah tempat yang sudah disediakan.

Beberapa warga lain masih ada yang membersihkan area rumahnya dari lumpur.

Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin meminta Pemkot Bandung untuk segera memperbaiki tanggul jebol yang jadi penyebab banjir bandang tersebut.

“Hari ini harus selesai (perbaikan tanggul jebol). Tentu dengan dipantau juga,” ujar Bey.

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jabar, Bambang Imanudin mengatakan, pendataan masih terus dilakukan BPBD Jabar terhadap jumlah rumah yang terdampak banjir bandang.

Bantuan pun telah dikirimkan seperti 1.000 karung dan 200 selimut untuk para penyintas.

Mereka pun saat ini membutuhkan tambahan selimut, pakaian kering, makanan, alat-alat kebersihan, dan terpal.

“Warga diharapkan terus waspada karena mereka berada di pinggiran sungai dan hujan masih terus berlangsung,” ujarnya.

Menurutnya, saat puncak banjir, ketinggian banjir mencapai 150 cm dan saat ini sudah surut sampai di 0 – 60 cm.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Detik-detik Penderita Stroke Terjebak Banjir di Braga Bandung, Air Makin Tinggi, Pintu Susah Dibuka

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini