Menurut Sulardi, sungai tersebut menjadi satu-satunya akses menuju ke TPU.
"Lewat sungai ini satu-satunya akses. Kalau hujan itu sekitar 4 meteran kedalaman sungai, sementara lebar sungai sekitar 30 meter," katanya.
Pengantaran jenazah juga beresiko tinggi karena jarak yang cukup jauh dari pemukiman warga ke TPU.
"Jaraknya pun dari pemukiman warga ke TPU itu sekitar 2 kilometer," tambah dia.
Sulardi mengaku bahwa kondisi ini bukan pertama kali terjadi, melainkan terjadi sejak puluhan tahun lalu.
"Kondisi seperti ini ada 30 tahunan lebih, tapi hingga saat ini sama sekali enggak ada bantuan," tuturnya.
Namun hingga saat ini belum ada perhatian dari pemerintah untuk membangun akses jembatan di wilayah tersebut.
Padahal di tahun lalu kondisi ini juga sempat viral di media sosial.
"Tahun kemarin itu juga sudah sempat viral, cuma sampai sekarang ya belum ada juga bantuan," katanya.
Baca juga: Toko Bangunan di Cianjur Terbakar, 3 Jenazah Karyawan Dievakuasi, Api Membesar karena Bahan Kimia
Sebagai warga yang tinggal di Pekon Pemerihan, dia dan warga lainnya sangat berharap pemerintah segera membangunkan jembatan di wilayah tempat tinggalnya.
Ia berharap kedepan warga tak kesulitan lagi karena menyeberangi sungai saat membawa jenazah untuk dimakamkan.
Kondisi tersebut juga dibenarkan oleh Kepala Pekon Pemerihan, Subantoro bahwa kejadian itu benar-benar terjadi di wilayahnya.
“Iya itu di kampung kami,” kata Kepala Pekon Pemerihan, Subantoro, Selasa (16//1/2024).
Subantoro membenarkan bahwa warga terpaksa harus menyeberangi sungai saat membawa jenazah lantaran tak ada akses jembatan yang menghubungkan pemukiman warga menuju TPU.
Artikel ini telah tayang di TribunJambi.com dengan judul Viral Warga Lampung Terpaksa Berenang Bawa Jenazah Pakai Ban karena Tak Punya Akses Jembatan, https://jambi.tribunnews.com/2024/01/17/viral-warga-lampung-terpaksa-berenang-bawa-jenazah-pakai-ban-karena-tak-punya-akses-jembatan?page=all.