TRIBUNNEWS.COM, AGAM - Gunung Marapi di Sumatra Barat erupsi, Rabu (7/2/2024) pukul 19.17 WIB.
Petugas Pos PGA Bukittinggi, Ahmad Rifandi mengatakan tinggi kolom abu tidak teramati.
"Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 10,6 mm dan durasi sekitar 59 detik," jelas Ahmad Rifandi.
Sehari sebelumnya, Selasa (6/2/2024) sore, Gunung Marapi sudah mengalami tiga kali erupsi dalam rentang waktu selama 1,5 jam.
Baca juga: Sempat Tak Erupsi 5 Hari, Jumat Pagi Gunung Marapi Keluarkan Kepulan Asap
Erupsi pertama terjadi pukul 15.28 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 800 meter di atas puncak atau sekitar 3.691 meter di atas permukaan laut.
Petugas Pos PGA Bukittinggi, Indra Saputra menyebutkan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah selatan.
"Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,2 mm dan durasi sementara ini sekitar 28 detik," jelasnya.
Sekitar setengah jam kemudian tepatnya pukul 16.04 WIB, Gunung Marapi kembali erupsi .
Berdasarkan laporan Pos PGA Bukittinggi, erupsi kedua ini dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 1.000 meter di atas puncak (sekitar 3.891 meter di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah selatan.
"Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,5 mm dan durasi sementara ini sekitar 38 detik," jelasnya.
Terkini, erupsi terjadi sekitar satu jam kemudian yakni pukul 17.02 WIB.
Baca juga: Sabtu Dini Hari Gunung Marapi Erupsi Lagi, Tinggi Kolom Abu tidak Teramati
Tinggi kolom abu teramati sekitar 800 meter di atas puncak (sekitar 3.691 meter di atas permukaan laut).
Petugas Pos PGA Bukittinggi, Indra Saputra mengatakan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah utara.
"Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,4 mm dan durasi sementara ini sekitar 38 detik," jelasnya.
Menurut Indra, saat ini Gunung Marapi masih berada pada Status Level III (Siaga).
Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan mematuhi rekomendasi yang telah dikeluarkan sebelumnya.
Masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4,5 km dari pusat erupsi (Kawah Verbeek) Gunung Marapi.
Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/aliran/bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.
Jika terjadi hujan abu maka masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA), serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
Selain itu agar mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh.
Seluruh pihak agar menjaga kondusivitas suasana di masyarakat, tidak menyebarkan narasi bohong (hoaks), dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari Pemerintah Daerah.
Pemerintah Daerah Kota Bukit Tinggi, Kota Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar, dan Kabupaten Agam agar senantiasa berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung.
Kemudian juga bisa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Marapi di Jl. Prof. Hazairin No.168 Bukit Tinggi untuk mendapatkan informasi langsung tentang aktivitas Gunung Marapi.
Masyarakat, instansi pemerintah, maupun instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan aktivitas maupun rekomendasi Gunung Marapi melalui aplikasi android Magma Indonesia, website Magma Indonesia (www.vsi.esdm.go.id atau https://magma.esdm.go.id), dan media sosial PVMBG (Facebook, x, dan Instagram).
Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul BREAKING NEWS: Gunung Marapi Sumatera Barat Meletus Lagi, Durasi Erupsi Hampir 1 Menit