TRIBUNNEWS.COM - Proses penyelidikan kasus pembunuhan satu keluarga di Babulu, Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur masih dilakukan.
Tersangka yang bernama Junaedi telah ditahan meski berstatus anak berhadapan dengan hukum.
Sebanyak 5 orang dibunuh menggunakan parang oleh tersangka.
Sebelum melakukan pembunuhan, tersangka sempat menegak miras tak jauh dari rumah korban.
Saat bersama rekannya itu, Junaedi ternyata sempat menyampaikan curahan hati alias curhat.
Menariknya, isi curhat Junaedi ini berbeda dengan sejumlah dugaan motif yang sudah dulu mengemuka, yakni soal asmara hingga masalah ayam dan helm.
Kapolres Penajam Paser Utara (PPU) AKBP Supriyanto menekankan Junaedi tidak mengakui memiliki hubungan dengan korban.
Pernyataan ini membantah isu yang selama ini beredar, bahwa antara pelaku dan RJS (15) salah satu korban memiliki hubungan asmara, namun kandas karena tidak direstui.
Dari hasil pemeriksaan polisi justru menemukan motif lain, yakni pencurian.
Sebab saat sedang mabuk dengan temannya tak jauh dari lokasi pembunuhan satu keluarga, pelaku sempat curhat.
Junaedi mengaku memiliki tanggungan untuk memperbaiki handphone.
Baca juga: Junaedi Jalani Pemeriksaan Kejiwaan, Bunuh Satu Keluarga di PPU dan Rudapaksa 2 Jasad Korban
"Saat mabuk ada pembicaraan pelaku ini punya tanggungan untuk menebus HP yang sedang diservis," katanya.
Demi mencukupi uang itu, pelaku kemudian mendatangi rumah korban.
"Pelaku mau mencukupi kebutuhan itu menyatroni rumah korban," katanya.