Namun keluarga korban justru mengungkap faktanya berbeda.
"Katanya sih pas polisi nanya kalau dia pengurus, bukan kiainya. Sedangkan bude datang, bude bilang kalau dia kiainya," katanya.
"Jadi di sini udah banyak kecurigaan, pihak pondok juga menutup-nutupi," imbuh keluarga korban.
Baca juga: Alasan Santri Pelaku Penganiayaan di Malang Tak Ditahan, Korban Disetrika dan Alami Luka Bakar
Gus Fatihunnada mengaku tidak tahu Bintang tewas karena dianiaya di ponpes Kediri.
"Tidak tahu karena laporan yang saya terima itu sakit, terpeleset, jatuh lah."
"Terus dalam keadaan kemudian meninggal, saya cuma dapat kabar awal itu ya itu."
"Dikabari ketika sudah meninggal," kata Gus Fatihunnada.
Sementara ibu Bintang, Suyanti, menekankan bahwa anaknya tewas bukan karena terjatuh.
Ia mengaku amat kecewa dengan sikap pengasuh ponpes Al Hanifiyah.
Oleh karena itu, pengantar jenazah Bintang diduga turut menutupi kasus penganiayaan seorang santrinya.
Baca juga: Santri di Kediri Meninggal Dianiaya, PBNU Minta Pesantren Bentuk Tim Khusus
Terkait hal ini, Polres Kediri Kota akan melakukan pemeriksaan kepada pengasuh pesantren Al Hanifiyah di Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Kapolres Kediri Kota, AKBP Bramastyo Priaji mengatakan, pemeriksaan akan dilakukan dalam waktu dekat karena saat ini pengasuhnya masih berada di Banyuwangi.
"Waktunya nanti akan disesuaikan," ujar AKBP Bramastyo kepada awak media seusai rekonstruksi di Mapolres Kediri Kota, Kamis (29/2/2024).
Selain pengasuh, pihaknya juga akan memeriksa seluruh anggota rombongan pesantren yang turut mengantarkan jenazah ke rumah duka di Banyuwangi pada Jumat (25/2/2024).