TRIBUNNEWS.COM - Ledakan yang terjadi di Markas Detasemen Gegana Satuan Brimob Polda Jawa Timur di Krembangan, Surabaya dipicu oleh bahan peledak (handak) yang disimpan digudang.
Ledakan tersebut pun melukai 10 anggota kepolisian dan merusak sejumlah rumah.
Ternyata, bahan peledak tersebut rencananya akan dimusnahkan pada pekan ini.
Namun, sebelum dimusnahkan atau disposal, bahan peledak yang disimpan di gudang tersebut meledak terlebih dahulu.
Komandan Satuan Brimob Polda Jatim, Kombes Surya Sudarmadi menuturkan, pihaknya berencana melakukan disposal pada awal tahun 2024.
Namun, rencana tersebut harus ditunda lantaran ada pelaksanaan Pemilu 2024.
Karena hal tersebut, selama satu bulan gudang bahan peledak tak dibuka yang membuat tak ada sirkulasi udara.
Sehingga, memicu terjadinya kelembapan yang berlebihan dan mengakibatkan reaksi kimia.
Terlebih, ditambah paparan suhu panas di sekitar bangunan.
"Dalam waktu 1 bulan ini, gudang itu, tidak dibuka. Nah itu memicu kelembapan tadi, panas. Karena kita fokus pemilu, beberapa hari kemarin. Jadi kegiatan disposal tidak dilaksanakan. Sehingga gudang tersebut dalam keadaan terkunci," kata Kombes Surya, dikutip dari TribunJatim.com.
Kombes Suryo menuturkan, pihaknya biasa melakukan pemusnahan secara berkala tiga bulan sekali.
Baca juga: Labfor Polda Jatim Ungkap Penyebab Ledakan di Markas Brimob, Perbedaan Suhu Disorot
"(Selama 2023 Brimob Jatim melakukan disposal) Per 3 bulan, ada. Kita menyesuaikan anggaran yang ada," katanya.
Disposal dilakukan di ruangan terbuka supaya lebih aman.
Ia menuturkan, bahan peledak yang disimpan tersebut merupakan sitaan dari sistem penegakan hukum.