TRIBUNAMBON.COM - Hiasan berbentuk lafaz Allah di kubah Masjid Al Huda Desa Kayeli, Kabupaten Buru, Maluku, hilang.
Hiasan yang dilapisi emas 2,6 kilogram tersebut diduga dicuri.
Hiasan yang hilang tersebut nilainya diperkirakan mencapai Rp 3 miliar.
Peristiwa hilangnya hiasan tersebut baru diketahui warga, Senin (4/3/2024) pagi sekira pukul 07.00 WIT.
Baca juga: Hiasan Kubah Masjid Senilai Rp 3 Miliar di Pulau Buru Hilang Dicuri, Benda Berlapis Emas 2,6 Kg
Hingga Kamis (7/3/2024), kasus hilangnya hiasan kubah masjid berbentuk lafadz Allah tersebut masih misteri.
Belum terungkap bagaimana hiasan masjid bernilai fantastis itu bisa hilang.
Mengutip TribunAmbon.com, Kepala Desa Kayeli Fandi Ashari Wael mengatakan, beberapa hari sebelum kejadian, sejumlah orang tidak dikenal mondar-mandir di sekitar masjid.
"Ada laporan dari warga saya bahwa sebelum hilang ada warga yang kebetulan bergadang di sekitar masjid melihat sejumlah orang muka baru (tak dikenal) mondar-mandir di sekitar masjid," kata Fandi dikutip dari Kompas.com saat dihubungi dari Ambon, Rabu (6/3/2024).
Namun warga desa tidak menaruh curiga karena ada banyak warga, termasuk penambang dari luar yang selama ini berdomisili di petuanan desa tersebut.
"Memang ada banyak orang baru di sini, termasuk penambang," ujarnya.
Ia menduga, sejumlah orang yang kedapatan mondar-mandir di sekitar masjid sebelum kubah emas itu hilang, punya tujuan terselubung.
"Bisa saja mereka melakukan pengamatan atau pemantauan di lokasi terlebih dahulu," katanya.
Baca juga: Kubah Masjid di Makassar Ambruk saat Hendak Salat Tarawih, Belasan Jemaah Alami Luka-luka di Kepala
Kronologis Hilangnya Hiasan Masjid
Raja atau Kepala Desa Kayeli, Fandi Ashari, mengungkap kronologis hilangnya barang berharga tersebut dari atas kubah masjid.
"Jadi kronologinya itu pagi hari kemarin sekitar pukul 07.00 ada masyarakat sekitar (masjid) yang lihat tiang alif sudah hilang, lalu dia kasih tahu warga lain," kata Fandi, Rabu (6/3/2024).
Kabar tersebut menyebar cepat di masyarakat Kabupaten Buru.
Fandi menyebut, hiasan tersebut memiliki berat 2,6 kilogram.
Harga hiasan masjid yang hilang itu diperkirakan mencapai lebih dari Rp 3 miliar.
"Itu beratnya 2,6 kg," ujarnya.
Pelaku Diduga Sudah Petakan Situasi
Fandi mengaku heran aksi pencurian itu bisa terjadi dengan sangat rapi tanpa ketahuan warga di desa tersebut.
Pasalnya, untuk mengambil hiasan emas itu, pelaku harus menaiki atap masjid dan harus punya keahlian khusus untuk memanjat kubah sebelum akhirnya mengambil hiasan emas tersebut.
"Itu mau naik kubah itu sangat sulit, setengah mati kalau mau lewat lalu niatnya langsung mau ambil itu agak sulit. Karena kalau mau naik ke atas kubah harus pakai tali, tangga yang direkatkan dengan paku dulu baru bisa naik," ungkapnya.
Karena itu, Fandi meyakini para pelaku pencurian telah mempersiapkan diri dengan matang dan telah melakukan pemantauan lokasi terlebih dahulu.
Baca juga: Warga Muslim China bentrok dengan polisi imbas keputusan pembongkaran kubah masjid
"Sepertinya mereka sudah bikin pemetaan dan pemantauan dulu," ujarnya.
Ia pun berharap polisi segera mengungkap kasus tersebut, dan para pelaku segera ditangkap.
Polisi Periksa Sejumlah Warga
Kapolres Buru, AKBP Sulastri Sukidjang, mengatakan pihaknya telah mengirimkan tim ke lokasi setelah menerima laporan hilangnya hiasan kubah masjid tersebut.
"Kami telah mengirimkan tim ke lokasi setelah menerima laporan kehilangan kubah mesjid," kata AKBP Sulastri Sukidjang.
Tim tersebut telah memulai penyelidikan di Desa Kayeli, Kabupaten Buru.
"Kami juga telah meminta keterangan dari beberapa warga terkait kasus ini," ungkapnya.
AKBP Sulastri Sukidjang menyatakan penyelidikan masih terus berlanjut untuk mengungkap motif dari tindakan pencurian ini serta mengidentifikasi pelaku tersebut.
Raja Negeri Kayeli, Fandi Ashari Wael, juga mengajak seluruh warga untuk bekerja sama dengan memberikan informasi penting yang dapat membantu proses penangkapan pelaku.
"Warga harus bekerja sama untuk menemukan pelaku," katanya.
Asal Usul HiasanĀ Berlapis Emas
Fandi Ashari Wael mengungkap hiasan lafaz Allah senilai Rp 3 miliar tersebut berasal dari patungan warga.
"Jadi dulu awalnya tahun 2013-2014 itu semua masyarakat dan penambang yang ada di Gunung Botak itu kumpul emas," kata Fandi dilansir dari Kompas.com.
Setelah emas terkumpul, panitia dan warga kemudian mendatangkan perajin emas ke desa tersebut untuk membuat hiasan berbentuk lafaz Allah yang kemudian dipasang di atas kubah masjid tersebut.
"Itu perajin emas didatangkan ke Kayeli lalu dibikin di Kayeli," ucapnya.
Kemudian hiasan tersebut dipasang pada 2015 dengan melakukan proses upacara keagamaan.
Sumber: (Tribunambon.com/Kompas.coms)
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunAmbon.com dengan judul Siapa Pelakunya? Ada Orang Bolak-Balik Sebelum Hiasan Masji