News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Setelah Hotman Paris, Kini Orangtua Santri yang Meninggal di Tebo Minta Bantuan Kapolri

Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase foto pengacara Hotman Paris dan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo. Tak hanya ke Hotman Paris, ibu santri yang meninggal di Tebo, Jambi kini minta bantuan ke Kapolri, tegaskan anaknya tewas bukan karena tersengat listrik.

"Ayok pengacara di Jambi agar bergabung dgn Tim Hotman 911 ! Hub @putrimayarumanti," tulisnya.

Hingga ada pengacara Jambi yang menawarkan diri untuk membantu orang tua korban Ponpes dan bergabung dengan Hotman Paris.

Tak sedikit pula warganet yang prihatin dan mengecam Pondok Pesantren tersebut.

ordeprianata : Izin bg hotman, saya advokat domisili jambi, lebih tepatnya muara bungo jambi, dan dekat dari rimbo bujang, saya siap mendampingi dan membantu ibu dan bapak tersebut mendapatkan keadilan untuk anaknya mohon jika ada yang mengenal bisa hubungi saya, dan saya akan coba mencari tahu informasi tersebut

indahrangkuti99 : Aku herannnn. Kenapa pesantren banyak kejadian seperti ini

hexadesimalll: Ponpes skrng ga ky dulu. Banyak penyiksaan banyak anak2 sepesantren Pd memalak anak baru nyiksa anak baru sampai merenggut nyawa

titisannyairatukidul__ : Usut trs bang,ini bukan karna si korban gak nurut krna susah di suruh sholat karna di pondok itu kalau gak nurut ada hukuman nya sndiri dgn di botakin pala nya biasanya,BKN dgn di siksa bgni,,ni hanya pembelaan aja supaya gak di salahkan ,,, usut trs bang

Hotman Paris Desak Kapolda Jambi Selidiki Ulang Kasus Kematian Anak di Ponpes Tebo

Kasus kematian Airul Harahap di Pondok Pesantren Raudatul Mujawidin unit 6 Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi masih menjadi misteri.

Orang tua korban sampai meminta bantuan Hotman Paris untuk mengungkapkan fakta atas kematian anak mereka.

Pengacara kondang itu pun mendesak Kapolda Jambi dan Propam Jambi untuk melakukan penyelidikan ulang terkait kasus tersebut.

Diketahui Airul meninggal dunia pada bulan November 2023 lalu.

Pihak pesantren mengatakan jika sang anak meninggal dunia karena sengatan listrik.

Namun sang ayah tak mempercayai hal itu lantaran ada bekas luka di tubuh Airul.

Terlebih hasil visum juga menyatakan jika luka tersebut disebabkan oleh benda tumpul.

Hal itu tertera pada berkas kasus kematian Airul Harahap yang diposting Hotman Paris di Instagram pribadinya.

"Kasus anak meninggal di pondok pesantren di jambi. Pihak pesantren mengatakan meninggal karena sengatan listrik. Ayah korban melihat ada luka di bagian tubuh korban dan hasil visum kata nya meninggal karena benda tumpul," tulis Hotman Paris.

Hingga Hotman Paris pun mendesak Kapolda Jambi dan Propam Jambi agar dilakukan penyelidikan ulang.

Hotman berharap bisa dilakukan autopsi terhadap jasad korban yang telah di kubur.

"Ayo bapak kapolda Jambi dan propam polda Jambi agar di sidik ulang dengan menggali kubur dari korban untuk di autopsi," katanya.

Baca juga: Kasus Meninggalnya Santri di Tebo yang Dikawal Hotman Paris, Polisi Ngaku Sudah Periksa 47 Saksi 

Ia juga menegaskan bahwa akan memberikan bantuan kepada keluarga Airul Harahap sampai fakta kematian sang anak terungkap.

"Tim hotman 911 akan terus memberikan bantuan hukum kepada keluarga korban," jelasnya.

Tak hanya itu, Hotman juga mengajak para pengacara di Jambi untuk membantu keluarga korban.

"Para pengacara di Jambi hubungi @putrimayarumanti," tutupnya

3 Kejanggalan Kematian Santri di Tebo

Orang tua Airul juga mengungkapkan beberapa kejanggalan atas kematian anaknya.

1. Keterangan Ponpes berbeda dengan hasil visum

Pihak Pondok Pesantren mengatakan jika sang anak meninggal dunia karena sengatan listrik.

Namun sang ayah tak mempercayai hal itu lantaran ada bekas luka di tubuh Airul.

Terlebih hasil visum juga menyatakan jika luka tersebut disebabkan oleh benda tumpul.

Hal itu tertera pada berkas kasus kematian Airul Harahap yang diposting Hotman Paris di Instagram pribadinya.

"Kasus anak meninggal di pondok pesantren di jambi. Pihak pesantren mengatakan meninggal karena sengatan listrik," tulis Hotman Paris.

"Ayah korban melihat ada luka di bagian tubuh korban dan hasil visum kata nya meninggal karena benda tumpul," sambungnya.

2. Airul dipulangkan setelah dipakaikan kain kafan

Sang ayah mengaku saat sore hari masih berkomunikasi dengan anaknya.

Namun tiba-tiba saat Maghrib, pihak Ponpes membawa anaknya yang telah meninggal dunia.

Bahkan sang anak juga sudah telah dipakaikan kain kafan.

Orang tua Khairul itu tentu sangat terkejut melihat anaknya terbujur kaku tanpa ada kabar sebelumnya dari pihak Ponpes.

"Sebelum meninggal kami ada komunikasi dengan anak saya yaitu khairul, dan tiba-tiba setelah maghrib orang itu membawa anak kami yaitu sudah di kafani,” jelas sang ayah.

3. Tidak dikabari saat sang anak kehilangan nyawa

Orang tua Airul merasa janggal kenapa pihak Ponpes tak langsung memberi kabar atas kondisi anaknya yang sudah tidak bernyawa.

"Kami tidak diberi kabar atas meninggalnya anak kami,” sambungnya.

Pihak Ponpes hanya tiba-tiba membawa tubuh sang anak yang sudah dipakaikan kain kafan.

Kini Hotman Paris pun mendesak Kapolda Jambi dan Propam Jambi agar dilakukan penyelidikan ulang.

Santi di Tebo Tewas, Awalnya Disebut Tersengat Listrik

Diberitakan sebelumnya, pada Selasa (14/11/2023) sekira pukul 17:30 WIB AH ditemukan tewas di lantai tiga atau rooftop asrama An-Nawawi Ponpes Raudhatul Mujawwidin.

Berdasarkan surat keterangan kematian dari Klinik Rimbo Medical Centre disebut akibat tersengat listrik.

Namun hasil autopsi yang disampaikan oleh keluarga AH meninggal akibat benda tumpul.

Kemudian, SPDP yang dikirimkan ke Kejaksaan Negeri Tebo, dituliskan pasal 351 tentang penganiayan.

Namun belum dicantumkan nama tersangka.

Salim Harahap mengungkapkan sejam sebelum kejadian itu, dirinya dan istri masih berkomunikasi melalui sambungan telepon.

Baca juga: Santri Pondok Pesantren di Tebo Meninggal, Awalnya Orang Tua Dikabari yang Meninggal Anak Tetangga

Ia merasa janggal dengan peristiwa itu sebab pihak keluarga tidak dikabari soal kematian anaknya.

Selain itu ditemukan bekas luka di bagian bibir, siku tangan dan bagian kaki korban.

Kemudian, pada Senin (20/11) lalu, makam AH dilakukan pembongkaran dan kemudian diautopsi untuk menyelidiki penyebab kematian.

Autopsi tersebut atas persetujuan pihak keluarga dalam kepentingan pengungkapan kasus ini. (tribun network/thf/TribunJambi.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini