"Pesanan rebana juga meningkat lumayan banyak. Banyak grup hadroh yang pesan rebana dalam bentuk set-setan," katanya.
Satu set rebana biasanya terdiri atas sembilan item, yaitu, empat rebana, dua teplak, satu tam, satu darbuka dan satu bas.
Satu set rebana milik Suparno biasanya dijual dengan harga sekitar Rp 2,8 juta. "Harga itu sudah untuk kualitas bagus," ujarnya.
Suparno merasa bersyukur pesanan rabana dan bedug meningkat di momen Ramadan.
Peningkatan pesanan rabana dan bedug bisa untuk menutup menurunnya produksi kendang jimbe milik Suparno saat Ramadan.
Selain memproduksi rebana dan bedug, Suparno juga memproduksi kendang jimbe. Produksi kendang jimbe milik Suparno biasanya juga diekspor ke China.
Tiap momen Ramadan, biasanya pesanan kendang jimbe di tempat Suparno ikut menurun.
"Di saat pesanan kendang jimbe turun, pesanan rebana dan bedug meningkat. Ini menjadi berkah Ramadan bagi saya," kata pria yang sudah hampir 20 tahun menjadi perajin kendang itu.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Pendapatan Perajin Rebana dan Bedug di Blitar Meningkat, Kebanjiran Pesanan di Bulan Ramadan