Suparno menjamin, bila anaknya tidak berani memukul dahulu sebelum dirinya diganggu.
"Kecuali kalau sudah diduluin, dilarani ya berani," katanya.
Sosok T sendiri dikenal baik di rumah, ia tidak neko-neko dan tidak membuat masalah sama sekali.
Ia merupakan anak pertama dari 3 bersaudara, dan tinggal bersama orang tua.
Sebelumnya, kasus duel maut terjadi pada Selasa (19/3/2024) siang.
Berawal dari T yang tengah mengangon bebek di persawahan terlibat cekcok dengan S, hingga terjadi adu pukul di sawah.
S yang masih belum terima lalu memanggil kakak yakni W, setibanya di lokasi W lalu mengambil balok kayu di sekitar memukul T.
T dapat menangkis pukulan, dan mendaratkan pukulan balasan ke W.
Hingga akhirnya W tergeletak masih bernafas, sebelum akhirnya meninggal.
Nasib Nasib Ratusan Bebek Milik T
Sebanyak 200-an ekor bebek milik pria berinisial T dijual keluarga.
Itu dilakukan setelah T ditangkap polisi dalam kasus duel maut peternak bebek di Desa Jetis, Kecamatan Klaten Selatan, Kabupaten Klaten.
"Dijual, karena sekarang tidak ada yang angon," ujar orang tua T, Suparno.
Bebek tersebut kini ia titipkan ke penjual bebek, dan kandang bebek kini kosong.
Suparno sendiri hanya bekerja serabutan, kini ia hanya membantu memelihara bebek milik keluarganya.