Sementara Defianus yang sempat mencoba kabur berhasil ditangkap kembali di Distrik Gome.
Di situlah sejumlah prajurit TNI melakukan penganiayaan terhadap korban.
Dari video yang beredar, Defianus tampak dimasukkan ke dalam drum air.
Kemudian tubuhnya dipukuli dan disayat menggunakan senjata tajam.
Setelah itu, Defianus dibawa ke puskesmas untuk menjalani pengobatan dan kini sudah membaik.
Kronologis Kejadian
"Karena puskesmas ini dibutuhkan oleh masyarakat untuk melayani kesehatan di sana. Jangan dibakar. Sehingga ketika kami mengamankan (Puskesmas) itu, mereka menembak pasukan kita, sehingga terjadi kontak tembak," ujar Mayjen Izak Pangemanan saat konferensi pers di Subden Denma Mabes TNI, Jakarta Pusat, Senin (25/3/2024).
Setelah kontak tembak itu, aparat TNI-Polri mengejar para pelaku.
Kemudian tertangkaplah ketiga orang tersebut, Defianus Kogoya, Warinus Kogoya dan Alianus Murip.
Baca juga: Pasca Penembakan KKB Tewaskan 2 Polisi, Seorang Warga Sipil Ditemukan Tewas Terkena Panah
Aparat juga menyita barang bukti seperti senjata api, beberapa butir amunisi, senapan angin, hingga senjata tajam.
Ketiga pelaku kemudian dibawa ke kepolisian resor (Polres) setempat.
Namun, di tengah jalan, Warinus Kogoya loncat dari mobil hingga tewas.
"Tetapi, di jalan satu orang loncat dari mobil yaitu Warinus Kogoya. Warinus ini DPO Polres Puncak yang beberapa kali melakukan penyerangan di daerah Puncak Ilaga," kata Izak.
Sementara itu, Defianus Kogoya sempat mencoba melarikan diri ketika dibawa ke polres.
"Tetapi ada pasukan yang menutup di Gome yang menangkap dia, dia (Defianus) ini juga satu kelompok (dengan Warianus). Di sinilah mereka (prajurit TNI) melakukan penganiayaan," ujar Izak.