TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembunuhan Iwan Telambanua patut diduga sudah direncanakan oleh oknum TNI Serda Adan Aryan Marsal dan rekannya Alvin.
Sebelum dihabisi, korban diperintahkan pelaku foto menggunakan pakaian dinas TNI AL.
Foto ini yang kemudian dikirimkan Adan kepada keluarga korban, seakan-akan anak mereka masih hidup dan sedang menjalani pendidikan Bintara TNI AL.
Serda Adan kemudian memanfaatkan "kesalahan" keluarga Iwan untuk terus meminta uang dengan dalih untuk keperluan pendidikan korban.
Padahal, sebelumnya, keluarga Iwan telah menyetorkan uang Rp 200 juta kepada Serda Adan agar bisa dibantu meloloskan anak mereka di seleksi pendidikan Bintara TNI AL.
Demi memberikan uang Rp 200 juta kepada pelaku, keluarga Iwan harus menjual ladang mereka.
Ayah Iwan sendiri hanyalah seorang guru honorer di sekolah negeri.
Sedangkan ibu korban sehari-hari adalah petani.
Singkat cerita, Adan lalu menjemput Iwan dari rumahnya dan menyebut akan membawanya ke Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) II Padang, Sumatera Barat, 16 Desember 2022.
Di situlah terakhir kali keluarga bertemu Iwan. Berselang sepekan, pada 22 Desember, Adan mengirimkan foto Iwan mengenakan seragam TNI AL.
Namun, Iwan sendiri sebenarnya sudah tak lolos seleksi bintara gelombang II tahun 2022.
Hanya saja, sersan yang bertugas di Polisi Militer TNI AL lalu bersiasat seraya menjanjikan Iwan bakal lulus seleksi bintara TNI AL.
Komandan Denpom Lanal Nias Mayor Laut (PM) Afrizal menjelaskan, sejak awal Serda Adan memang sudah berniat mengelabui Iwan dan Keluarganya.
"Tidak mungkin ada tes dua kali. Jika yang bersangkutan sudah gagal tes di Nias, tidak mungkin lagi di Padang bisa mengikuti tes," ujarnya.