Selanjutnya, ibu mertua pelaku dilarikan ke RSUD Kota Kendari, dan dinyatakan meninggal dunia.
Pelaku atau menantu korban ND ikut menangis histeris usai kejadian.
Kapolresta Kendari, Kombes Pol Aris Tri Yunarko mengatakan, awalnya M sempat melawan sehingga pelaku CM memukul bagian wajah korban hingga lebam.
"Saat dijerat dengan tali, korban sempat melawan tetapi pelaku CM memukul bagian wajah korban hingga membuat korban tidak berdaya," jelasnya.
Kemudian, CM menusuk korban dengan menggunakan sebilah pisau beberapa kali di bagian leher.
"Setelah dijerat dengan tali, CM mengambil pisau yang sudah disiapkan lalu menusuk leher korban 10 kali hingga membuat M tewas," tuturnya.
Usai melancarkan aksinya, pelaku CM membuang senjata tajam atau sajam berupa sebilah pisau tersebut di rawa dekat tempat kejadian perkara.
Motif Dendam
ND mengaku merencanakan skenario pembegalan ini karena sakit hati tidak dianggap oleh korban selama menikah dengan suaminya.
"Saya dendam. Dari semenjak saya menikah sama suamiku sampai hari ini juga saya tidak pernah dianggap bagaimana sama keluarganya.
Maka sempat ada rencana mau santet dia Pak. Supaya dia pulang gara-gara mamanya.
Mungkin karena khilaf, waktu di rumah sakit mertuaku masih hidup," ungkap ND.
Suami ND, yakni IR menyebut jika tak menyangka sang istri tega membunuh ibunya.
IR yang tiba di Markas Kepolisian Resor Kota atau Polresta Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) hanya dapat menangis.
IR yang mengenakan kaus hitam bermotif tampak ingin masuk ke Ruangan Unit PPA Reskrim tempat ND diperiksa tetap menangis saat dirangkul oleh personel Reskrim Polresta Kendari.