Pasalnya, pelaku sering menunjukkan pesan WhatsApp seolah berkomunikasi dengan pimpinan masjid.
“Sering menunjukkan WA kayanya dalam lingkungan situ entah berkaitan apa nggak tahu. Saya betul-betul mengirim dan bisa menyerahkan,” jelas Supodo, Sabtu, dikutip dari TribunSolo.com.
Awalnya, ia dijanjikan pembayaran dilakukan tiap seminggu sekali.
Namun, pembayaran tak juga kunjung dibayarkan.
Pelaku berdalih bahwa terjadi kendala pendanaan dari pihak masjid.
Korban juga langsung percaya dengan perkataan pelaku tersebut dan tetap mengirimkan menu buka seperti biasanya hingga Ramadan berakhir.
“Otomatis pengajuan dari masjid. Saya sudah yakin karena sering keluar masuk masjid,” terang Supodo.
Begitu juga dengan Kusnadi Slamet Widodo, ia tidak mengira pesanannya itu tidak akan dibayar.
Lantaran, ia tidak merasa curiga sama sekali, meskipun saat pembayaran terkendala.
Padahal, mereka semua diketahui rela berutang kesana-kemari demi memenuhi pesanan tersebut.
“Saya tanya kok nggak cair. Ini ada masalah di TU, katanya. Uangnya transferan dari Arab atau mana habis."
"Ini suruh ngelanjutkan. Semaksimal mungkin saya usaha sampai selesai,” kata Kusnadi, Sabtu.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Terbongkar Motif Prank Order Fiktif Takjil Rp960 Juta Buat Masjid Sheikh Zayed : Malu Gagal Deal
(Tribunnews.com/Rifqah) (TribunSolo.com/Andreas Chris/Ahmad Syarifudin)