TRIBUNNEWS.COM, BOGOR- Bripda Ifan Muhamad Saefullah Pelupessy (IMS) dan Bripka Iqbal Gilang Dewangga (IG) dinyatakan terbukti dan bersalah dalam kasus tewasnya Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage (IDF).
Bripda IDF merupakan anggota Densus 88 Antiteror yang tewas tertembak rekannya di Rusun Polri Cikeas, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor pada 23 Juli 2023 lalu.
Hakim menjatuhkan vonis kepada kepada terdakwa Ifan Muhamad Saefullah Pelupessy (IMS) karena terbukti telah menghilangkan nyawa orang lain dikenakan pasal 338 KUHP.
Baca juga: Fakta Baru Polisi Tembak Polisi, Tertembak Senjata Api Rakitan hingga Dugaan Jual-Beli Senpi Ilegal
"Menyatakan terdakwa terbukti secara sah melakukan tindak pidana pembunuhan sebagaimana dakwaan jaksa penuntut umum. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa dengan pidana penjara selama 10 tahun," ujar Ketua Hakim di Pengadilan Negeri Cibinong Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Senin (6/5/2024).
Ifan Muhamad Saefullah Pelupessy (IMS) juga diwajibkan untuk membayar restitusi terhadap korban sebesar Rp 141 juta.
Sedangkan Iqbal Gilang Dewangga dikenakan pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 dan dijatuhi vonis 8 tahun penjara.
Usai mendengarkan putusan hakim, IMS diperkenankan berkonsultasi dengan kuasa hukumnya dan menyatakan akan mengajukan banding.
Sambil menahan air mata dan terus menghela nafas panjang, IMS diperkenankan meninggalkan ruangan sidang terlebih dulu dibandingkan rekannya.
Sementara itu, hakim melanjutkan membaca amar putusan untuk terdakwa kedua yakni Iqbal Gilang Dewangga (IG) yang juga terbukti bersalah karena memiliki senjata api ilegal dikenakan pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951.
Terdakwa juga dikenakan biaya perkara senilai Rp 5 ribu.
"Menyatakan telah terbukti secara sah, meyakinkan, bersalah melakukan tindak pidana tanpa hak memiliki dan menguasai senjata api sebagaimana dakwaan jaksa penuntut umum. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa dengan pidana penjara selama 8 tahun," terangnya.
Usai mendengarkan putusan hakim, IG pun diperkenankan untuk berkonsultasi dengan kuasa hukumnya dan menyatakan akan mengajukan banding.
Baca juga: Kronologi Polisi Tembak Polisi, Kapolres Bogor: Senjata Meletus Saat Tersangka Menunjukkan ke Korban
Berbeda dengan IMS, IG terlihat lebih tenang dalam menyikapi vonis terhadapnya. Sejak memasuki ruang sidang hingga sidang selesai tasbih tidak pernah lepas dari tangannya.
Kuasa hukum heran vonis lebih rendah dari tuntutan
Vonis hakim untuk kedua terdakwa itu lebih rendah dua tahun dari tuntutan jaksa penuntut umum (JPU) yang membuat pihak korban penembakan terhadap Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage (IDF) tidak puas.
Kuasa hukum IDF, Jelani Christo mengatakan bahwa pihak keluarga menginginkan korban dihukum seberat-beratnya.
"Oleh sebab itu pada waktu selesai rekonstruksi kami meminta untuk penyidik memasukkan pasal 340 pembunuhan berencana, tetapi itu tidak dihiraukan oleh penyidik sendiri," ujarnya kepada wartawan, Senin (6/5/2024).
Di tempat yang sama, Hartoni Edi yang juga kuasa hukum IDF merasa heran dengan vonis hakim lebih rendah dari JPU.
Ia mengatakan, seharusnya hukuman untuk kedua terdakwa diberatkan karena merupakan aparat penegak hukum.
Baca juga: Polisi Tembak Polisi di Bogor, Kompolnas Minta Polri Sampaikan Hasil Penyidikan Secara Transparan
"Pasal pemberatan itu diterapkan kepada pelaku apabila dia merupakan aparat penegak hukum. Pasal pemberatan intinya berbunyi apabila pelaku melakukan tindakan pidana maka akan ditambahkan sepertiga dari tuntutan," kata Hartoni Edi.
Dengan begitu, kata dia, maka hukuman yang harus ditanggung oleh kedua terdakwa ini mencapai 20 tahun jika dikaitkan dengan pasal pemberatan tersebut.
Akan hal tersebut, ia pun mengaku sangat tidak puas dengan putusan pengadilan yang dirasa tidak memberikan keadilan untuk korban.
"Tapi ini diberikan hukuman hanya 50 persen dari yang seharusnya. Ini aparat hukum yang tahu soal penggunaan senjata jadi harusnya wajar dihukum berat kalau dengan sengaja menggunakannya untuk membunuh orang lain," tandasnya.
Sebagaimana diketahui, IDF merupakan anggota Densus 88 Antiteror berpangkat bripda yang tewas tertembak rekannya yakni Bripda IMS dan Bripka IG di Rusun Polri Cikeas, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor pada 23 Juli 2023 lalu.
Penulis: Muamarrudin Irfani
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Vonis Terdakwa Kasus Polisi Tembak Polisi di Bogor Tak Sesuai Harapan, Kuasa Hukum Korban Heran
dan
Babak Akhir Kasus Polisi Tembak Polisi di Bogor, Terdakwa Divonis 2 Tahun Lebih Rendah dari JPU