Setelah gunting ditangan, ia pun langsung menusukkan ke leher korban hingga akhirnya rubuh bersimbah darah.
"Awak baru ngatur. Dia sudah dari siang, sore sampai malam. Giliran aku ngatur, datang lagi sama kawannya,"kata Gilang, Senin (6/5/2024).
Menjadi pak ogah atau pengatur lalu lintas liar dilakoni tersangka sejak ada perbaikan jalan di daerah tersebut.
Sehari ia bisa meraup keuntungan sebesar Rp 300 Ribu.
Baca juga: Penyebab Personel Polrestabes Medan Diserang Warga, Tangkap Bandar Narkoba di Dekat Asrama TNI AD
Uang itu dia gunakan diantaranya untuk membeli makanan kucing hingga untuk kebutuhan sehari-harinya.
"Jadi penghasilan disitu sehari Rp 300 ribu. Untuk beli makanan kucing mamak saya. Bapak tiri saya beli kucing dikasih ke mamak saya."
Kabur ke Bogor, Gilang Prasetya Sempat Jadi Pengamen di Bukit Tinggi
Polsek Medan Helvetia mengamankan Gilang Prasetya (21) tersangka pembunuhan terhadap abang tirinya Panji Satria (33) hingga tewas yang terjadi 22 April lalu.
Ia diamankan setelah menyerahkan diri ke Polresta Bogor pada 4 Mei kemarin, lalu dijemput personel Polsek Helvetia.
Saat diwawancarai, setelah menikam Panji, tersangka kabur selama 12 hari ke beberapa daerah hingga berakhir di Bogor.
Pertama, ia naik angkutan kota (angkot) ke Medan Amplas, lalu ke Kota Pinang, Pekanbaru, Solok, Sumatera Barat, Bukit Tinggi, lalu ke Bogor.
Baca juga: Kronologis Anggota Polisi di Medan Diserang Saat Menangkap Pengedar Narkoba di Asrama TNI AD
Sebelum ke Bogor, ia singgah ke rumah orangtua angkatnya di sekitar Bukit Tinggi.
Selama sepekan di Bukit Tinggi inilah ia mengamen di Kota untuk mencari uang agar bisa bertahan hidup dan kabur ke Bogor.
"Saya melarikan diri ke Amplas naik angkot, Kota Pinang, Pekanbaru, Solok, Bukit Tinggi tempat mamak angkat. Ngamen di Bukit Tinggi selama seminggu,"ungkapnya.