Dirinya mengungkap soal detik-detik kejadian itu. Shela mengaku, kalau bus yang ditumpanginya bersama rombongan bus 3 berangkat terlebih dahulu dan menunggu rombongan bus 1 yang berangkat belakangan di pusat oleh-oleh di Subang.
Kata dia, di tengah dirinya menunggu, ada telepon masuk ke ponselnya.
"10 menitan deh kayanya iya gak lama langsung ada nelepon," kata Shela saat melayat ke kediaman Dimas, seorang siswa yang tewas dalam kejadian nahas ini, Minggu (12/5/2024).
Shela menyatakan yang menelepon itu merupakan salah satu rekannya di bus 1 yang mengalami musibah.
Namun, seorang rekan yang menelepon kata dia, tidak berbicara banyak, hanya meminta tolong dan mengirim lokasi terkini.
"Itu anak (siswa) dari bus itu dari bus 1 yang selamat, tapi teleponnya langsung dimatiin kaya minta tolong gitu di shareloc sama dia," kata dia.
Setelahnya, dia mendapat kabar yang dimana kini menjadi perpisahan selamanya dengan beberapa rekan di SMK Lingga Kencana tersebut.
Kata dia, setelah itu, seluruh penumpang bus yang berada bersamanya itu menangis dan kaget.
"Kaget, nangis di bus semuanya," kata dia.
Tak lama berselang, ada informasi dari seorang guru yang berada di bus 2 untuk semua siswa berdiam diri di pusat oleh-oleh tersebut.
Setelahnya mereka mendapat instruksi untuk bisa dijemput oleh keluarga masing-masing dan meninggalkan area lebih awal.
"Dapat kabar seperti itu. Jadi guru ada yang langsung ke sana. Kita muridnya nunggu di dalam bus. Akhirnya dibolehin pulang kalau ada yang jemput. Boleh pulang tapi izin dulu," tukas Shela.