AS, menyuruh MI melakukan pemukulan, sedangkan KB menyuruh MA melakukan pemukulan.
Pascapengeroyokan, pada Jumat (31/5/2024) pagi, korban mengeluhkan sakit di bagian kepala belakangnya dan mual.
Oleh orangtuanya, korban dibawa ke Rumah Sakit Hasta Brata Batu sekira pukul 07.00 WIB.
Dari hasil pemeriksaan, RK mengalami pendarahan di kepala sebelah kiri dan rencananya akan menjalani operasi pada Jumat siang.
Namun, belum sempat operasi itu dilakukan, RK menghembuskan napas terakhirnya pukul 10.00 WIB.
"Dari hasil CT scan itu ada pendarahan di kepala sebelah kiri dan mau dioperasi. Sekitar 10 menit sebelum dioperasi sudah tidak ada," kata nenek korban, Tutik, Jumat, melansir TribunBatu.com.
Motif pengeroyokan itu dilatarbelakangi masalah sepele antara korban dengan pelaku A.
Pada Selasa (28/5/2024), korban diminta untuk mencetak tugas sekolah oleh A.
Korban menolak karena hari sudah malam. Namun, A tetap bersikeras meminta saat itu juga.
"Temannya (pelaku A) tetap tidak mau, terus berkata kasar dan menantang berkelahi dengan kakak saya, tapi kakak saya menolak," kata saudara kembar korban, RKWA, Jumat.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Kesaksian Kembaran Siswa SMP Tewas Gegara Perundungan di Kota Batu, Sempat Divideo Teman Pelaku
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunBatu.com/Dya Ayu, Kompas.com/Nugraha Perdana)