News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Seorang Karyawan jadi Korban Begal di Surabaya, Dibacok saat Tunggu Ojek Online

Editor: Muhammad Renald Shiftanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Begal

TRIBUNNEWS.COM - Seorang karyawan swasta di Surabaya jadi korban begal bersenjata tajam (sajam) di Surabaya.

Korban yang bernama AM (43) ini dibegal saat pulang kerja, Selasa (4/6/2024) dini hari tadi.

Saat itu, korban sedang menunggu ojek online di Jl Kombes Pol M. Duryat, Genteng, Surabaya, Jawa Timur.

Korban pun alami luka bacokan di sejumlah bagian tubuhnya.

Pelakunya diperkirakan berjumlah empat orang yang mengendarai dua motor.

Mereka para pelaku berusaha merampas ponsel milik Korban AM yang sedang berjalan bersama seorang temannya.

Para pelaku berusaha merampas ponsel yang sedang dibawa oleh korban.

Namun, korban yang menolak barang berharganya dirampas begitu saja, lantas melakukan perlawanan, dengan kabur menghindari kepungan.

Tak dinyana-nyana, para pelaku bersenjata tajam dan kelewat bengal, tetap nekat berupaya mengejar dan melukai si korban, hingga berhasil memperoleh ponsel incarannya.

Akibatnya, korban menderita sejumlah luka sayatan, yakni pada paha kedua kaki, tangan, bahkan ada juga pada bagian punggung. Kini, korban masih menjalani perawatan medis di RSUD dr Soetomo Surabaya.

Kapolsek Genteng Polrestabes Surabaya Kompol Bayu Halim Nugroho membenarkan adanya kejadian dugaan tindak pidana pencurian dengan pemberatan di bahu jalan ruas jalan tersebut, pada Selasa (4/6/2024) dini hari.

Baca juga: Aksi Begal di Depan Mal Kokas Jaksel, Kepala Korban Dibacok dan Ditembak Airsoft Gun

Korban diketahui mengalami beberapa luka para sekujur tubuh, termasuk bagian punggung, dan kini sedang menjalani perawatan di RSUD dr Soetomo Surabaya.

Insiden yang dialami korban itu, terjadi saat sepulang bekerja, dan sedang berjalan di trotoar seraya menunggu taksi online pesanannya tiba.

Barang berharga milik korban berupa ponsel berhasil dibawa kabur oleh pelaku yang diperkirakan berjumlah lebih dari dua orang.

Kini, lanjut Bayu, pihaknya telah mengerahkan Anggota Tim Antibandit Polsek Genteng Polrestabes Surabaya untuk memburu para pelaku.

"Iya depannya Dyandra. Dekat minimarket. Dia bubaran (pulang) mau pesan kendaraan mau balik. Itu ada pelaku kebetulan jalan pas melintas. Jadi sifatnya random," ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com, Selasa (4/6/2024).

Menurut analisisnya, terang Bayu, para pelaku menargetkan korbannya secara acak (random), dengan mekanisme berkeliling di beberapa ruas jalanan.

Kriteria yang ditargetkan oleh para pelaku, diperkirakan tertuju pada karakteristik warga yang beraktivitas di jalanan dan dianggap oleh para pelaku lengah, rentan dan lemah.

Hingga kini, ungkap Bayu, penyelidikan atas kasus tersebut sedang bergulir. Mulai dari pemeriksaan korban, saksi dan serangkaian tahapan olah tempat kejadian perkara.

Ia meminta doa kepada masyarakat Kota Surabaya, agar anggotanya berhasil menangkap para pelaku dalam waktu secepatnya.

"Dia pulang kerja. Lukanya di daerah punggung. Yang lain, kami masih nunggu hasil pemeriksaan. Karena ini juga sudah kita visum," katanya.

"Jadi mereka ini pelaku kejahatan yang menyasar korban rentan. Korban saat itu, sedang pulang kerja. Berdasarkan informasi memang posisi rentan, di pinggir jalan," tambahnya.

Terlepas dari itu semua. Bayu juga menambahkan, pihaknya senantiasa meningkatkan serangkaian patroli keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayah Kecamatan Genteng.

Bahkan untuk mekanisme patroli keamanan wilayah, telah dilakukan bersama anggota jajaran wilayah polsek seluruh kawasan Polrestabes Surabaya, hampir 24 jam.

Selain itu, proses pengungkapan kasus kejahatan yang telah dilaporkan masyarakat ke SPKT Mapolsek Genteng Polrestabes Surabaya, satu per satu berhasil dipecah atau dituntaskan hingga penangkapan para tersangka untuk menjalani tahapan penuntutan di persidangan.

"Kami sudah menangkap beberapa kasus curanmor, pelakunya sudah kami tangkap. InsyaAllah nanti akan kami rilis ya," jelas mantan Kasat Lantas Polres Pasuruan itu.

Menurutnya, pihak kepolisian tidak dapat bekerja sendirian dalam menjaga sekaligus merawat keamanan dan ketertiban masyarakat.

Dibutuhkan kepedulian masyarakat secara komunal untuk ikut juga menjaga barang bawaan, harta benda, dan termasuk keselamatan diri sendiri beserta keluarga.

Beberapa diantaranya, tidak melakukan aktivitas yang tidak perlu pada malam hari atau saat waktu memasuki jam-jam berkarakter rawan tindakan kejahatan.

Seperti nongkrong begadang atau berkumpul hingga merencanakan aksi perkelahian atau tawuran.

"Apalagi para pelaku kejahatan model seperti ini itu tidak bisa diprediksi karena mereka selalu menyasar korban secara random dan mereka terkadang mobile atau keliling," kata mantan Kasat Lantas Polres Lumajang itu.

Jikalau memang terpaksa untuk beraktivitas pada malam hari, karena suatu keadaan mendesak, karena pekerjaan atau sejenisnya.

Bayu mengimbau agar masyarakat tidak membawa barang bawaan; kendaraan, gadget atau perhiasan, yang berpotensi memancing aksi tindakan kejahatan.

Pasalnya, potensi kejahatan tidak melulu dikarenakan adanya niat jahat dari si pelaku.

Namun, tak jarang, kejahatan juga muncul karena adanya kesempatan yang dipicu oleh sesuatu pada diri korban atau warga itu sendiri.

"Apalagi ada kejahatan yang dilakukan oleh para pemain baru, bukan residivis. Ini dipicu dari kesempatan. Contohnya, ada motor digeletakkan di pinggir jalan," ungkapnya.

"Sehingga, kami mengajak masyarakat bersama sana menjaga keselamatannya dia, ketertiban dia dan keamanan dia. Jaga aset dia sendiri. Seperti motor, HP, tas. Jangan simpan HP di dasbor saat bermotor, jangan taruh tas di belakang, dan jangan telponan saat naik motor," tambahnya.

Bayu meyakini bahwa Kota Surabaya merupakan kota aman. Namun hal tersebut perlu dukungan masyarakat untuk proaktif, mawas diri, dan kepedulian terhadap diri sendiri dan orang lain di lingkungan sekitar.

"Sudah tahu kawasan rawan, motor harus dikunci. Soal gangster anak-anak, orangtua harusnya selalu pantau anaknya kalau sudah larut malam," jelasnya.

"Maka ada quotes; jadilah polisi untuk diri sendiri. Secara kewenangan tentu kami tetap melakukan yang maksimal. Tapi keamanan pribadi, itu menjadi tanggung jawab masing-masing," pungkas mantan Kapolsek Wonocolo itu.

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Begal Bersajam Rampas Ponsel Karyawan Saat Tunggu Taksi Online di Surabaya, Korban Kena Bacok

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini