Beberapa menit setelah dipindahkan, dirinya langsung syok usai mendapatkan kabar dari pihak medis bahwa anak kesayangannya ini telah meninggal dunia sekira pukul 17.00 WIB.
"Pihak medis ngasih tahu, kemungkinan jantung sama paru-paru. Di ruang ICU dijelaskan sama dokter anestesi, dbilangnya kemungkinan alergi pembiusan," tuturnya.
Ia dan pihak keluarga menduga, bahwa anaknya ini merupakan korban malapraktik dari rumah sakit tersebut.
Pasalnya, selama ini anaknya itu dalam keadaan sehat dan tidak pernah mengalami sakit.
"Saya pertanyaan sama dokter, saya minta surat-suratnya. Tapi nggak dikasih sama rumah sakit, alasannya privasi," katanya.
Atas kejadian ini, pihak keluarga meminta pihak rumah sakit bertanggungjawab dan memberikan penjelasan terkait meninggalnya korban.
Sampai saat ini, pihak keluarga masih enggan melaporkan kasus tersebut kepada pihak kepolisian.
"Harapan kami, kejelasan dari rumah sakit gimana tanggungjawab nya," tuturnya.
Baca juga: Ibu Diduga Palsukan Tanda Tangan Anak, Kuasa Hukum Terdakwa Harap Berakhir Damai
Pihak RS buka suara
Pihak RS menjelaskan, korban sebelumnya pernah menjalani operasi bibir sumbing yang pertama kali pada beberapa bulan lalu.
Pernyataan ini diungkapkan oleh Humas dan Legal Rumah Sakit Mitra Sejati, Erwinsyah Dimyati Lubis.
"Ini adalah operasi kedua. Operasi pertama itu sudah berhasil beberapa bulan yang lalu," kata Erwinsyah, Minggu (30/6/2024).
Ia menjelaskan sebelum menjalani operasi yang kedua ini, pihak rumah sakit sempat menanyakan riwayat penyakit dari anak tersebut.
Namun, saat itu pihak keluarga mengatakan bahwa anak itu tidak memiliki riwayat penyakit apapun.