Kabarnya, PR dan EN mengontrak di sebuah rumah kawasan Kelurahan Manukan, Tandes, Surabaya.
Sedangkan, si sulung SA dan si bungsu JNT, masih tinggal di rumah kontrakan tersebut.
Menurut Septa Eka, SA dan JNT memiliki kesamaan hobi yakni bermain game online; Mobile Legends.
Ia mengira kesamaan kesenangan tersebut, yang membuat keduanya lebih akrab dan diketahui masih tinggal bersama di kontrakan tersebut.
Baca juga: Misteri Penyebab Kematian Ibu & Anak, Jasad Tinggal Kerangka, Warga Terakhir Bertemu Sebelum Covid
"Saya dengar, saat adik dan ibu diinterogasi dalam satu ruangan. SA dan JNT adiknya sering main game online Mobile Legends. Cuma itu aja. Iya punya hobi yang sama," ungkapnya.
"Game online mungkin pakai ponsel. Nah di dalam ada lampu buat live, ring light ya, banyak itu di dalam. Kemungkinan, almarhum suka nge-live. Ada 3-4 right light," tambahnya.
Mengenai alasan keluarga tersebut terpecah tempat tinggal, beberapa bulan terakhir, Septa Eka menduga, karena adanya permasalahan di antara mereka.
Beberapa cerita yang didengarnya dari para tetangga, mereka sempat terlibat pertengkaran sebelum akhirnya memutuskan berpisah tempat tinggal.
"Kata warga di sebelah rumah. Saat Lebaran itu, ada cekcok, 5 bulan lalu. Tapi kurang tahu apakah cekcok besar atau apa," jelasnya.
Namun, ungkap Septa Eka, berdasarkan cerita yang didengarnya selama menjalani pemeriksaan pihak kepolisian, PR mengaku merasa jengkel dengan perilaku SA yang kerap tidak menurut, kerap membantah, atau sulit diatur oleh EN.
"Setahu saya dari warga, dan mendengarkan dari ibunya saat diinterogasi. Almarhum susah dibilangin, dibiarkan hidup mandiri gitu. Makanya enggak diurusin. Kurang tahu karena apa. Saat dibilangin susah, suka bantu. Kata ibunya begitu," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Sosok Wanita di Surabaya yang Diduga Tewas Dibunuh Adik Kandung, Sempat Cekcok dengan Terduga Pelaku