TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Iptu Rudiana diibaratkan sebagai dirigen dalam sebuah orkestra.
Ayah Eky itu sebagai pemimpin orkesta yang mengarahkan alur cerita Kasus Vina Cirebon sedemikian rupa.
Sementara itu, para penyidik tahun 2016 seolah berperan sebagai pemain musik, yang membantu sang dirigen membuat sebuah pertunjukkan orkestra yang sempurna.
Hal ini diungkap oleh Kuasa Hukum Mega dan Widia, Muchtar Effendi.
"Karena ini adalah alur cerita yang dikemas oleh Rudiana sehingga orkestrasi ini menghipnotis seluruh aparat kepolisian terutama Polresta Cirebon dan termasuk pun Polda Jabar," ujar Muchtar seperti dikutip dari Bravos Channel yang tayang pada Kamis (15/8/2024).
Meski disebut sebagai dirigen yang mengarahkan alur cerita Kasus Vina, nyatanya Iptu Rudiana masih aman.
Kabar soal Iptu Rudiana diperiksa langsung oleh Kapolri bahkan dicopot dari jabatannya, Kapolsek Kapetakan ternyata hoaks.
Hal itu dibantah Polda Jabar, Iptu Rudiana pun kembali muncul saat perayaan 17 Agustus.
Iptu Rudiana Dirigen Kasus Vina, Penyidik 2026 Pemain Musiknya
Secara blak-blakan, Muchtar enggan menyebut bahwa kasus ini hanya direkayasa.
Menurutnya, rekayasa terkesan hanya dilakukan oleh satu orang saja.
"Kenapa saya bilang diorkestrasi oleh Rudiana? Karena Rudiana sebagai dirigennya dan pemain musiknya penyidik-penyidik di tahun 2016 yang ikut memeriksa dan ikut membuat alur peristiwa ini," jelasnya.
Baca juga: Gara-gara Jessica, Otto Hasibuan Tidak Turun Langsung di Kasus Vina Hanya Utus 150 Anak Buah
Muchtar Effendi mengatakan bahwa sebenarnya kasus Vina Cirebon 2016 telah diputuskan merupakan kecelakaan tunggal.
Akan tetapi, kata Muchtar, berkat sang dirigen, alur cerita berubah menjadi sebuah peristiwa pembunuhan yang membuat 8 terpidana kini terbelenggu dalam bui.
Iptu Rudiana otaknya
Eks Wakapolri Komjen Pol Purn Oegroseno juga senada dengan pernyataan Muchtar Effendi.
Ia menyebut bahwa Iptu Rudiana, yang pada tahun 2016 berpangkat Aiptu, merupakan otak di balik kasus Vina Cirebon.
Tak tanggung-tanggung, keseluruhan alur cerita kasus ini dikarang oleh Aiptu Rudiana.
"Seluruhnya adalah otaknya Iptu Rudiana, otak cerita semua ini (rekayasa)," ujar Oegroseno seperti dikutip dari Youtube Uya Kuya yang tayang pada Sabtu (10/8/2024).
Oegroseno meyakini bahwa alur peristiwa itu hanya karangan karena ia menemukan hal janggal saat membacanya.
Ia menyoroti kenapa para pelaku memindahkan korban berpindah-pindah dari satu TKP ke TKP lainnya.
"Ya sekarang kalau TKP orang dibunuh di satu tempat kemudian dipindahkan ke jalan layang. Kalau sudah dibunuh di kebun, yaudah taruh situ aja, kenapa harus dipindah lagi ke jalan layang."
"Kalau itu TKP di dalam gedung atau rumah, kemungkinan dipindah ke jalan layang lebih besar. Tapi, kalau sudah di kebun ya dibiarin aja di sana," jelas seperti dikutip dari Nusantara TV yang tayang pada Jumat (2/8/2024).
Baca juga: Widi dan Mega Nangis Minta Kasus Vina Cepat Selesai, Harap Vina Tenang dan Tidur Nyenyak
Beberapa kejanggalan lainnya di antaranya ketika Rudiana mengajak Liga Akbar, sahabat Eky, ke kantor polisi dan mengarahkannya, lalu mencurigai beberapa orang terduga pelaku hingga menangani sendiri di bidang reserse narkotika.
Rudiana juga baru membuat laporan setelah empat hari peristiwa itu terjadi.
Dia kemudian tidak meminta anaknya yang jadi korban untuk segera diotopsi.
Oegroseno juga menyentil Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) dan Inspektorat Pengawasan Umum (Itwasum) Mabes Polri yang kurang jeli dalam memeriksa perihal kode etik Iptu Rudiana.
Bagi seorang pensiunan jenderal, Oegroseno yang hanya menganalisis dari luar saja sudah bisa membaca banyak pelanggaran yang dilakukan Iptu Rudiana di Kasus Vina Cirebon.
"Kalau Propam jeli ya, apalagi Propam Mabes Polri. Sejak awal sudah banyak pelanggaran etika profesi yang dilakukan Iptu Rudiana," ujar Oegroseno seperti dikutip dari Nusantara TV yang tayang pada MInggu (28/7/2024).
Linda yang Ngaku Kesurupan Vina Muncul Lagi, Sindir Menohok Mega dan Widia
Linda, perempuan yang sempat viral karena kerasukan arwah Vina, memberikan sindiran menohok kepada sahabat Vina, Mega Lestari dan Widia Sari.
Perempuan bernama lengkap Andi Malinda Putri Utami tersebut meragukan kesaksian Mega dan Widia.
Ia meyakini jika pertemanan Vina, Mega dan Widia lebih dekat dari pengakuan mereka.
Hal itu menyinggung pernyataan Widia yang mengaku bahwa dia hanya sebatas kenal dengan Vina sewaktu di bangku SMK.
Widia kemudian dikenalkan Vina oleh temannya.
Sampai kemudian, Vina tiba-tiba mampir ke rumah Widia Sari dan bertemu dengan Mega Lestari.
Satu atau dua tahun kemudian, Widia Sari dikenalkan oleh temannya pada Vina.
Keduanya menceritakan sangat detail tentang runutan kegiatan pada Sabtu 27 Agustus 2016, hari di mana Vina dan Eky tewas di Jembatan Talun Cirebon.
"Kamu percaya, Widi - Mega baru kenal 1 minggu atau 1 tahun lah udah punya panggilan sayang, dan Vina sering tdur di situ? Pakai akal logika mu beb."
"Posisikan dirimu Vina apa iya gak deket bisa senyaman itu," tulis Linda di kolom komentar akun TikToknya.
Selain itu, Linda meragukan kesaksian Mega dan Widia di malam jelang Vina dan Eky tewas.
Sebelumnya, kesaksian Widia Sari dan Mega Lestari sempat mematahkan hasil putusan sidang yang menyatakan Eky dan Vina dikejar pelaku depan SMP 11 Cirebon pukul 21.00 WIB.
Pasalnya Widia Sari menyatakan masih berkomunikasi dengan Vina pukul 22.00 WIB.
Vina lalu masih membalas pesan tersebut di pukul 22.14 WIB.
Kesaksian mereka juga turut mematahkan kesaksian Suroto yang menemukan Vina dan Eky tewas di Jembatan Layang Talun, Kabupaten Cirebon pada 27 Agustus 2016 sekitar pukul 22.15 WIB.
Namun, Linda meragukannya.
"Bukti apa yg mereka punya, hanya ingatan, 8 tahun kok ingat detail," tulis Linda sembari memberi emoticon tertawa ngakak.
Isi chat ubah waktu peristiwa
Bukti elektronik berupa riwayat chat antara Vina dan Widia, teman dekatnya, yang telah diekstraksi tersebut mengubah alur peristiwa.
Pesan singkat di ponsel Vina yang sudah diekstraksi itu berada di tangan Kuasa Hukum Saka Tatal, Edwin Partogi Pasaribu.
Di dalam isi HP Vina tersebut menunjukkan masih ada percakapan dengan Widi sekitar pukul 22.14 WIB.
"Yang paling mengesankan dari bukti percakapan ini adalah percakapan antara Vina kepada Widi pukul jam 22, menit 14, detik 10. Di situ ada SMS dari Vina kepada Widi yang mengajak untuk keluar jalan-jalan, dijemput kalau mau, jadi itu menjelaskan dengan terang bahwa di jam 22.14 menit, Vina masih hidup," ujar Edwin seperti dikutip dari iNews TV yang mewawancarai secara ekslusif yang tayang pada Kamis (8/8/2024).
Kesaksian Mega dan Widia
Keduanya lalu bercerita kejadian sebelum Vina tewas. Mereka mengingat Vina ingin menginap di rumah Widi pada Sabtu 27 Agustus 2016.
Vina mengirimkan pesan singkat kepada Widi untuk menjemput di depan gang rumahnya di Cirebon.
Widi dan Mega lalu menjemput Vina di lokasi yang telah ditentukan. Sesampainya di rumah Widi, Vina meminjam uang Rp 50 ribu untuk membeli mie instan serta pembalut.
Vina berjanji akan mengganti uang tersebut pada malah hari.
Kekasih Eky itu akan mendatangi rumah kakaknya Marliyana untuk meminta uang.
Tak lama kemudian sekira pukul 15.00 WIB, Vina dibonceng Mega mendatangi kontrakan Marliyana.
Sepulang dari kontrakan sang kakak, sepeda motor Mega dan Vina dipepet oleh Eky.
Vina dan Eky lalu menjauh dari Mega untuk mengobrol. Mega sempat mendengar ucapan Vina.
"Sekelebat ada kata-kata kenapa kamu selingkuh," kata Mega.
Kemudian, Vina meminta izin kepada Mega untuk pulang bersama Eky.
Mega akhirnya pulang sendirian ke rumah Widi. Sekira pukul 17.30 WIB, Vina ditemani Eky tiba di rumah Widi.
Eky lalu kembali pergi. Sementara Vina mandi dan meminjam pakaian Widi. Alasannya, Vina ingin malam mingguan bersama Eky.
"Aku mau minjam baju kamu dong yang ini dia bilang kayak gitu. Emang baju yang mana? aku juga agak gimana maksudnya pemberian dari mantan pacar saya dulu nanti marah dianya," kata Widi.
Namun Vina mengaku hanya meminjam sebentar. Tak hanya pakaian. Vina juga meminjam sandal dan celana pendek.
Vina juga berpesan kepada Widi agar tidak tidur karena akan pulang pada pukul 22.00 WIB.
Sekira pukul 22.00 lebih, Vina sempat SMS kemudian menelpon. Dia mengajak Widi untuk keluar rumah.
Widi bakal dibonceng oleh rekan Eky. Namun, Widi menolak ajakan tersebut. Selain itu, Mega juga telah berada di rumah Widi.
Sekira pukul 22.30 WIB, Widi dan Mega membuka Facebook.
"Buka Facebook rame banget RIP Eky RDN dan Vina DA, aku enggak percaya dong. Tapi kabar (kematian) semakin kenceng banget," kata Widi.
Widi lalu mencoba menghubungi nomor Vina. Tetapi tidak ada jawaban.
Beberapa saat kemudian, terdengar suara seorang pria dari nomor telepon Vina.
Pria yang mengaku anggota Polsek Talun itu mengabarkan kepada Widi dan Mega bahwa Vina dan Eky mengalami kecelakaan tunggal dan kini berada di RSUD Gunung Jati.
Widi dan Mega lalu mendatangi RSUD Gunung Jati. Mereka lalu bertemu Vina terbaring di UGD RSUD Gunung Jati. Keduanya tidak melihat Eky.
Widi dan Vina lalu dihampiri seorang perawat laki-laki. Perawat tersebut bertanya kepada Mega dan Widi hubungannya dengan Vina.
"Aku temannya nya aku bilang kayak gitu. Ya sini mbak dibantu temannya biar cepat. kondisinya tuh kayak gimana ya, syahadat. Jadi kayak sakaratul banget," ujar Widi.
"Nah pas aku syahadatin sama Mega, habis itu langsung enggak ada (Vina meninggal)," kata Widi.
Widi sempat melihat kondisi Vina saat itu mengeluarkan darah dari hidung.
Kini, Widi dan Mega mengaku belum pernah dimintai keterangan dari pihak kepolisian terkait kasus tersebut. (tribun network/thf/TribunJakarta.com/TribunnewsBogor.com)