News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

5 Populer Regional: Sengkarut Kasus Vina Tak Kunjung Tuntas - Viral Bobotoh Dilamar Kekasihnya

Penulis: Endra Kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Berita populer regional dimulai komentar Reza terkait sengkarutnya kasus Vina Cirebon yang tak kunjung tuntas hingga viral Bobotoh dilamar kekasih.

TRIBUNNEWS.COM - Berita populer regional dimulai dari komentar pakar psikologi forensik, Reza Indragiri terkait sengkarutnya kasus Vina Cirebon yang tak kunjung tuntas.

Terkhusus, Reza menyoroti kinerja penyidik ketika menangani kasus yang terjadi pada 2016 silam.

Ia menduga sejumlah penyidik sudah melakukan kejahatan selama menangani kasus Vina Cirebon.

Oleh karenanya, Reza meminta Mabes Polri perlu menelisik persoalan etik yang diduga dilakukan sejumlah penyidik.

Berita selanjutnya ada viralnya aksi seorang pria yang melamar seorang perempuan di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Ternyata, perempuan tersebut diduga telah menikah dan punya seorang anak.

Berikut rangkuman berita populer reginal selengkapnya selama 24 jam di Tribunnews.com:

1.Sengkarut Kasus Vina Tak Kunjung Tuntas, Reza Indragiri: Ada Penyidik Polri yang Perlu Ditelisik

Ahli Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel. (Tangkap layar kanal YouTube Baitul Maal Hidayatullah)

Pakar psikologi Forensik, Reza Indragiri mengatakan, sulit mencari kebenaran dalam kasus Vina di Cirebon, Jawa Barat, 2016 silam.

Sehingga, katanya, sengkarut dalam kasus yang terjadi delapan tahun silam itu tak kunjung tuntas.

Menurutnya, butuh waktu hingga delapan tahun sampai akhirnya publik melek terhadap kasus tersebut.

Setelah delapan tahun juga, akhirnya Peradi turun tangan memberikan pendampingan hukum untuk para terpidana kasus Vina.

"Itu menunjukkan memang betapa peliknya pengungkapan kasus peristiwa Cirebon, betapa peliknya mencari kebenaran terkait dengan peristiwa Cirebon," katanya, dikutip dalam tayangan YouTube Nusantara TV, Sabtu (31/8/2024).

Selain persoalan pidana, menurut Reza, juga ada masalah etik yang kemungkinan dilakukan oleh sejumlah penyidik yang menangani kasus Vina.

Reza menuturkan, ia telah banyak berdiskusi dengan para ahli terkait kasus Vina.

Dari banyak diskusi itu, ada lima hal yang Reza simpulkan sehubungan dengan kerja penyidik di tahun 2016, bahkan 2024.

"Ada lima kosakata yang saya masih ingat, ada ahli yang menyebutnya sebagai kelalaian, ada juga tokoh berbintang di pundaknya yang menyebut ini sebagai bentuk kepanikan."

"Ada yang menilai ini sebagai bentuk kesetiakawanan yang menyimpang, ada juga yang menyebutnya, maaf sebagai kesembronoan," urainya.

Parahnya, menurut Reza, ada ahli yang menyebut sejumlah penyidik telah melakukan kejahatan.

"Yang paling serius ada yang menyebut para penyidik sudah melakukan kejahatan," sambungnya.

Maka, lanjut Reza, disamping berkonsentrasi pada aspek pidana dalam kasus Vina, persoalan etik yang diduga dilakukan sejumlah penyidik juga harus menjadi perhatian.

Baca selengkapnya.

2. Kecopetan Massal di Konser Musik Bangkalan, 70 Penonton Kehilangan HP, Polisi: Pelaku Seorang Diri

Di hadapan Kasat Reskrim Polres Bangkalan, pelaku pencopetan berinisial AR (29), warga Indrapura, Kelurahan Tanjung Perak, Kecamatan Pabean Cantikan, Kota Surabaya mengaku berangkat dari rumah seorang diri untuk melihat pertunjukan konser di Alun-alun Kota Bangkalan. (TRIBUNJATIM.COM/AHMAD FAISOL)

Peristiwa kecopetan massal terjadi saat konser musik di alun-alun Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Sabtu (24/8/2024) malam.

Setidaknya 70 orang melapor ke Polres Bangkalan sebagai korban kehilangan handphone (HP) dalam gelaran konser musik bertajuk 'Smash Happy'.

Korban tidak hanya berasal dari Kabupaten Bangkalan, melainkan juga dari Kabupaten Sampang, Surabaya, hingga Probolinggo.

Para korban beserta teman dan keluarga mulai berdatangan ke Polres Bangkalan pada pukul 20.30 WIB.

Hingga menjelang Minggu (25/8/2024) dini hari, warga semakin berdatangan.

Pihak kepolisian kemudian melakukan inventaris dengan memisahkan para korban dan warga pengantar.

Dari peristiwa itu, Satreskrim Polres Bangkalan menetapkan satu orang terduga pelaku pencopetan dengan jumlah barang bukti sejumlah 12 HP.

Adapun pelaku pencopetan itu yakni berinisial AR (29), warga Indrapura, Kelurahan Tanjung Perak, Kecamatan Pabean Cantikan, Kota Surabaya.

Mulanya, AR mengaku berangkat dari rumah seorang diri untuk melihat pertunjukan konser.

AR sudah berniat untuk menonton konser sambil melakukan pencurian.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kasat Reskrim Polres Bangkalan, AKP Heru Cahyo, Jumat (30/8/2024).

"Dari acara konser musik di Alun-alun Kota itu kami mengamankan satu terduga pelaku, warga Surabaya."

"Memang tujuan ke Bangkalan untuk melihat konser sambil melakukan pencurian, sudah diniati dari Surabaya naik motor sendirian," ujarnya, dikutip Surya.co.id.

Baca selengkapnya.

3. Viral Aksi Perundungan di SMP 3 Gowa, Korban Diinjak hingga Dibanting, 6 Saksi Diperiksa

Beredar viral di media sosial video perundungan yang terjadi di SMP 3 Gowa, Sulawesi Selatan.

Dalam video tersebut, terlihat seorang siswa dipukuli, diinjak-injak, dan dibanting oleh sekelompok siswa berseragam putih biru yang mengenakan topi.

Aksi brutal ini dilakukan di hadapan teman-temannya tanpa ada satu pun yang mencoba melerai.

Kepanikan terjadi saat korban tak sadarkan diri sehingga beberapa siswa mencoba membangunkan korban.

Plt Kasi Humas Polres Gowa, Ipda Udin Sibadu, membenarkan video tersebut.

Menurutnya, perundungan itu terjadi dua minggu yang lalu dan telah diselesaikan secara internal oleh pihak sekolah.

"Iya, itu kejadiannya sudah dua minggu lalu dan sudah didamaikan oleh pihak sekolah," ujar, dikutip dari TribunTimur.com.

Dia menambahkan, tidak ada laporan resmi yang masuk ke Polres Gowa, karena pihak sekolah, termasuk guru Bimbingan dan Konseling (BK), telah menangani masalah ini.

“Sekolah juga memberikan pendidikan dan penyuluhan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan,” jelasnya.

Udin menyebut perundungan tersebut dipicu oleh kesalahpahaman antar siswa.

"Itu sementara diselesaikan oleh pihak sekolah, biasa terjadi jika anak-anak mengalami kesalahpahaman," ungkapnya.

Kepala Sekolah, Ma'ruf, memberikan klarifikasi terkait aksi perundungan siswa yang terjadi di sekolahnya.

Ia menjelaskan kondisi korban tidak meninggal dan sempat pingsan usai dianiaya siswa lain.

"Ada kabar yang mengatakan korban meninggal, namun itu tidak benar. Korban masih aktif bersekolah dan sudah ditangani oleh pihak sekolah," bebernya.

Baca selengkapnya.

4. Isi Rekaman Suara Diduga Dokter Aulia, Curhat ke Ayah Tak Sanggup Jalani PPDS Undip

Dokter muda bernama Aulia Risma Lestari itu diduga sengaja mengakhiri hidupnya lantaran tak kuat menjadi korban perundungan atau bullying. (HANDOUT)

Beredar rekaman suara dokter Aulia Risma Lestari (30) saat menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anastesi di Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Jawa Tengah.

Rekaman suara tersebut ditujukan untuk ayahnya, Mohamad Fakhruri (65) dan dikirimkan melalui WhatsApp.

Dalam rekaman terdengar suara tangisan dokter Aulia yang tidak kuat menjalani PPDS.

Kasatreskrim Polrestabes Semarang, Kompol Andika Dharma Sena mengaku belum dapat menyimpulkan rekaman yang beredar merupakan suara dokter Aulia.

Menurutnya, proses penyelidikan masih berjalan dan akan diungkap secepatnya.

"Nanti tunggu (keterangan) Kapolrestabes Semarang (Kombes Irwan Anwar) satu pintu semua ini," ucapnya, Rabu (28/8/2024), dikutip dari TribunJateng.com.

Sementara itu, mantan kuasa hukum keluarga dokter Aulia, Susyanto membenarkan rekaman yang viral di media sosial mirip suara dokter Aulia.

Meski tak lagi menjadi kuasa hukum keluarga dokter Aulia, Susyanto mengetahui kedekatan antara dokter Aulia dengan ayahnya.

"Intinya ada yang tidak suka dengan saya yang ingin mengawal kasus ini sampai selesai. Padahal (kasus) ini masih setengah jalan," tukasnya.

Ia berani menjamin keaslian rekaman suara lantaran sudah disodorkan ke penyidik Polrestabes Semarang.

"Benar itu suara asli (Aulia) lewat chatting WhatsApp antara korban dengan ayahnya," jelasnya.

Susyanto menjelaskan kondisi kesehatan Mohamad Fakhruri (65) menurun usai mengetahui dokter Aulia tewas.

"Makanya ayahnya langsung sakit sampai ikut meninggal dunia," imbuhnya.

Baca selengkapnya.

5. Viral Bobotoh Dilamar Kekasihnya di Stadion Usai Pertandingan Persib, Suami Perempuan Buka Suara

Fakta Video Wanita Dilamar saat Laga Persib, Ternyata Sudah Bersuami dan 1 Anak, ‘Bilangnya Kerja (TikTok.com)

Belum lama ini, viral di media sosial aksi seorang pria yang melamar seorang perempuan di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Ternyata, perempuan tersebut diduga telah menikah dan punya seorang anak. Keterangan tersebut disampaikan pria yang mengaku suami perempuan tersebut.

Dikutip dari Tribun Jabar, perempuan tersebut diketahui bernama Tika. Peristiwa viral perempuan dilamar kekasihnya yang juga sesama Bobotoh itu terjadi setelah pertandingan Persib Bandung vs Arema FC pada Minggu (25/8/2024).

Dalam video yang beredar, seorang pria yang memakai baju hitam berdiri di depan tribun penonton.

Kemudian, dia berlutut di hadapan kekasihnya sambil memberikan cincin.

Keduanya langsung mendapatkan sorakan bahagia dari Bobotoh.

Sejak video itu viral, Bobotoh di internet pun turut mendoakan keduanya.

Namun, belakangan, kisah cinta dua Bobotoh ini ternyata mengandung "plot twist".

Ternyata, Tika sudah memiliki suami dan anak.

Baca selengkapnya.

(Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini