Dia mengaku dirinya merogoh biaya sendiri untuk berangkat menjadi relawan ke lokasi bencana.
“Saya sangat senang ikut kegiatan sosial seperti itu,” ucapnya.
Tidak hanya dilakukan di luar Lampung, aksi sosial Turono juga dilakukan di beberapa kabupaten di Lampung.
Seperti saat melakukan bedah rumah seorang lansia sebatang kara yang tinggal di Lampung Tengah.
Lalu ia juga ikut dalam pembuatan sumur bor sebuah pondok pesantren di Tanggamus.
Selain itu, Turono juga membantu memberikan donasi kepada warga membutuhkan biaya untuk pengobatan, seperti bayi dengan terdiagnosa Short Bowel Syndrome.
Kemudian warga yang bokongnya infeksi akibat tertancap akar sengon, hingga warga yang mengalami kecelakaan kerja serta bayi dengan kondisi tidak normal.
Turono juga pernah rela melelang jam kesayangannya senilai jutaan rupiah dan uang hasil lelang didonasikan untuk penanganan pandemi Covid-19.
Karena aktivitasnya yang lumayan banyak dan menginspirasi, ia pernah diundang ke acara televisi.
Ia mengatakan, pada saat acara tersebut, dia mendampingi salah satu warga yang terdampak bencana tsunami Selat Sunda beberapa tahun lalu.
“Saya hanya minta doanya untuk tetap istiqomah di jalan yang benar,” ujarnya.
Penulis: Oky Indra Jaya
Artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id dengan judul Kisah Polisi Pesawaran Lampung Menjadi Penggali Kubur, Aiptu Turono jadi Ingat Kematian